REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, keluarga berkualitas merupakan pondasi utama untuk menuju Indonesia Emas pada 2045. "Karena lahirnya generasi muda sangat ditentukan oleh keluarga-keluarga muda dan pembangunan keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa," kata Hasto dalam webinar bertajuk "Millenial dan Gen Z Sadar Gizi" yang diikuti di Jakarta, Selasa (26/10).
Pada 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi karena jumlah penduduk usia produktif mencapai 70 persen. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif.
Namun, untuk memetik bonus demografi, kata Hasto, sangat ditentukan oleh kualitas generasi muda. "Ketika generasi muda tidak berkualitas dan bahkan melahirkan anak kerdil (stunting) maka ini akan menimbulkan permasalahan sehingga missed demographic dividend. Ini bisa menimbulkan suatu kesengsaraan. Tentu ini harus kita cegah sehingga bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan," tutur Hasto.
Permasalahan stunting di Indonesia disebabkan generasi muda putus sekolah, pernikahan usia anak, kehamilan berkali-kali dengan jarak terlalu dekat sehingga menimbulkan tingginya angka kematian ibu dan bayi. "Salah satu di antara faktor-faktor yang menjadi kendala untuk menuju Indonesia Emas adalah kekerdilan yang menjadikan kualitas SDM rendah," ujarnya.