Rabu 27 Oct 2021 00:18 WIB

Menonton dan Main Slime Berpengaruh pada Kesehatan Mental?

Pencinta 'slime' sebut permainan ini bisa melepas stres.

Rep: MGROL130/ Red: Nora Azizah
Pencinta 'slime' sebut permainan ini bisa melepas stres.
Foto: Wikimedia
Pencinta 'slime' sebut permainan ini bisa melepas stres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena konten slime memang bukanlah hal yang baru, terutama eksistensinya dalam platform seperti TikTok. Secara konvensional, orang-orang menganggap bahwa slime dapat menghilangkan stres dan kecemasan yang dipicu akibat pandemi, tekanan kerja, maupun media sosial.

Penikmat konten semacam ini dapat melihat pemandangan tangan yang menusuk, meremas, dan menarik dari slime. Suara-suara yang ditimbulkan slime dipercaya bisa membuat penonton tertidur dalam keadaan santai. Dampaknya, banyak orang kemudian menciptakan komunitas slime dan secara tidak sengaja menemukan cara untuk membantu mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental.

Baca Juga

“Saat Anda menonton video slime, Anda menjadi lebih santai dan banyak stres dilepaskan melalui suara pendengaran yang memuaskan. Slime berfungsi sebagai metode penenang yang membantu banyak orang dalam mengatasi tekanan hidup, bahkan jika hanya melihat video berdurasi 60 detik,” Ryan Joseph, pembuat konten slime, mengatakan kepada Vice pada tahun 2017, dilansir dari Huffpost, Selasa (26/10).

Namun, seorang dokter sekaligus kepala rekan dalam psikiatri anak dan remaja di Standford University School of Medicine, Jack Turban, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya studi terkait hubungan antara menonton slime dengan kesehatan mental. Ia mengungkapkan, penelitian hanya menunjukkan bahwa latihan kesadaran dapat meningkatkan kesehatan mental.

Turban menganggap slime termasuk dalam praktik perhatian karena melibatkan diri sendiri dan berfokus pada indra, yakni sentuhan, penciuman, dan lainnya. Pernyataan ini kemudian disetujui oleh seorang penulis dan konselor kesehatan mental berlisensi di New Albany, Indiana, Brittany A Johnson terkait dampak sensoris lender bagi manusia.

Johnson mengatakan bahwa semua aspek bermain slime mengikuti proses teknik grounding, dimana teknik ini digunakan profesional kesehatan mental untuk membantu klien yang memiliki gangguan kecemasan atau kepanikan. 

“Suara yang menenangkan dan tekstur lembut dikenal sebagai keterampilan yang mengatasi mental bagi orang-orang dari segala usia,” kata Johnson.

Di sisi lain, psikolog klinis di Los Angeles, William Kaiser, mengatakan, bermain slime mungkin memiliki daya tarik yang sama dengan ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response), salah satu tren internet lainnya yang dapat memberikan relaksasi pada kesehatan mental. "Permainan slime yang sebenarnya akan lebih efektif daripada hanya menonton videonya," ungkap Kaiser.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement