REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS HULU -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat melepas 30 ekor induk ikan arwana jenis super red di Danau Sentarum, kawasan Taman Nasional wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Danau Sentarum salah satu habitat asli ikan arwana.
"Meski ikan tersebut sudah banyak dibudidayakan, tetapi perlu dijaga dan didorong upaya pengembalian ke alamnya," kata Kepala BKSDA Kalimantan Barat Sadtata Noor Adirahmanta usai melepasikan arwana, di Danau Sentarum, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Selasa.
Pelepasan ikan arwana ke habitat aslinya itu sudah sering kali dilakukan sebagai upaya pelestarian di alam. Adirahmanta mengakui bahwa sampai saat ini belum ada data pasti populasi ikan arwana di alam, akan tetapi penangkaran dan peredaran ikan arwana sudah ada sehingga kekhawatiran akan ancaman terhadap kelestariannya hampir tidak ada.
"Pelepasan ikan arwana itu bekerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum serta PT Mitra Sarana Aquatama," ucap Adirahmanta.
Di Kalimantan Barat, menurut Adirahmanta, penangkaran ikan arawana sudah ada sejak 1980. Sampai saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui BKSDA Kalimantan Barat sudah membina 47 penangkar, terdiri dari delapan izin edar luar negeri dan 39 izin edar dalam negeri.
"Penangkaran ikan arwana berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan dampak ekologi dari peningkatan populasi ikan arwana juga sangat berpengaruh terhadap kelestariannya," kata Adirahmanta.