Rabu 27 Oct 2021 09:15 WIB

Startup Penyedia Tanda Tangan Digital Raih Pendanaan Seri B

Selama 5 tahun, Privy telah membantu jutaan pengguna untuk membuka rekening tabungan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
PrivyID. Startup penyedia layanan tanda tangan dan identitas digital, Privy, mendapat pendanaan seri B sebesar 17,5 juta dolar, atau sekitar Rp 240 miliar.
Foto: istimewa
PrivyID. Startup penyedia layanan tanda tangan dan identitas digital, Privy, mendapat pendanaan seri B sebesar 17,5 juta dolar, atau sekitar Rp 240 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Startup penyedia layanan tanda tangan dan identitas digital, Privy, mendapat pendanaan seri B sebesar 17,5 juta dolar, atau sekitar Rp 240 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh venture capital ternama global, GGV Capital, dan juga diikuti oleh Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group, dan sebagian besar investor Privy sebelumnya yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group.

Managing Partner di GGV Capital, Jenny Lee mengatakan Privy memiliki modal yang kuat dalam menyediakan layanan identitas digital, dengan tim yang memiliki pengalaman gabungan di bidang hukum, regtech, fintech, dan keamanan siber. Fokus tim pada produk, privasi, dan keamanan akan memberikan landasan yang kuat untuk pertumbuhan masa depan perusahaan.

"Kemitraan kami dengan Privy didukung oleh komitmen kami untuk bekerja sama dengan pendiri lokal yang menunjukkan semangat nyata dalam memecahkan tantangan besar di era ini, salah satunya adalah meningkatkan akses masyarakat luas ke berbagai layanan digital," kata Lee dikutip Selasa (26/10).

Direktur Digital Business Telkom sekaligus Presiden Komisaris MDI Ventures, Fajrin Rasyid, mengatakan TelkomGroup sangat percaya pada Privy sejak awal perjalanannya. TelkomGroup berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada Privy.

"Kami ingin membantu Privy memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan tanda tangan digital dengan aman dan nyaman, seperti misi kami untuk mendigitalkan Indonesia," kata Fajrin. 

Dengan dukungan dana segar tersebut, Privy berencana memperluas cakupan infrastruktur TI dan keamanannya.  Privy memproyeksikan transaksi harian akan meningkat drastis dari 100.000 per hari menjadi 800.000 per hari hanya dalam dua tahun.  

Saat ini, Privy telah menyediakan layanan identitas digital dan tanda tangan digital untuk ribuan perusahaan ternama di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional seperti Zurich, Manulife, ISS, WWF, Kelly Services, dan Phillip Morris.

Marshall Pribadi, CEO Privy sangat berterima kasih atas dukungan dari investor, karyawan, dan klien yang ada. Selamat datang di keluarga Privy. "Mulai hari ini, kami memiliki mitra baru yang luar biasa untuk membawa Privy ke panggung global," ujar Marshall. 

Privy menjadi satu-satunya penyedia layanan tanda tangan dan identitas digital yang lolos program Regulatory Sandbox Bank Indonesia (BI) Privy telah bekerja sama dengan bank-bank besar, seperti BRI, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Nobu Bank, dan Panin Bank. 

Selama 5 tahun, Privy telah membantu jutaan pengguna untuk membuka rekening tabungan bank, pembukaan rekening sekuritas, pengajuan kartu kredit, polis asuransi, pembelian kendaraan bermotor, penandatanganan invoice, mengajukan pinjaman dari fintech, menandatangani kontrak sewa, dan melakukan banyak pekerjaan serta transaksi lainnya tanpa perlu bepergian dan menandatangani berkas dokumen secara fisik. 

Sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5X, pengguna individu tumbuh 30X lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58X. Menurut data dari Statista, total potensi pasar dari solusi identitas digital secara global diproyeksikan tumbuh dari 23,3 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 49,5 miliar dolar AS pada 2026. 

"Pertumbuhan pasar yang sangat cepat ini didorong oleh meningkatnya kasus penipuan identitas, pelanggaran data, dan peraturan pemerintah baru," jelas Marshall.

Sebagai bagian dari strategi ekspansi globalnya, bertepatan dengan ulang tahun ke-lima, Privy juga mengubah nama dari PrivyID menjadi Privy. Tahun ini, Privy juga memperluas bisnis tanda tangan digitalnya ke negara-negara Uni Eropa dengan bermitra dengan Zettabyte, penyedia SaaS pendidikan tinggi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement