REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara optimistis pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 1,2 triliun lebih sejak 2020 mampu menggerakkan perekonomian masyarakat yang terimbas pandemi Covid-19.
"Masyarakat dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur dan penataan permukiman," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulut Jenny Karouw di Manado, Selasa (26/10).
Menurut dia, proyek padat karya yang mempekerjakan masyarakat lokal dimaksudkan untuk menyerap tenaga kerja yang menganggur akibat pandemi Covid-19. Mereka yang menganggur karena Covid-19 tak bisa bekerja menjadi tukang, buruh kasar kekurangan pekerjaan, tukang ojek tidak laku karena PPKM, mereka diakomodasi mengerjakan proyek.
Penggunaan dana PEN pada proyek fisik kesehatan, pendidikan, maupun penataan kawasan permukiman yang melibatkan masyarakat sebagai pekerja lokal dimaksudkan untuk menggerakkan perekonomian. "Pembangunan yang memanfaatkan dana PEN dimaksudkan untuk menggerakkan perekonomian daerah, biar sementara dilanda pandemi Covid-19, tetap ada perputaran ekonomi," kata Jenny.
Adanya perputaran ekonomi, lanjut dua, menunjukkan aktivitas perekonomian di Sulut tidak diam. Pemerintah Provinsi Sulut mendapatkan pinjaman dana PEN sebesar Rp 1,2 triliun lebih sejak dua tahun terakhir. Di Tahun 2020 mendapatkan pinjaman sebesar Rp723 miliar dan Tahun 2021 sebesar Rp552 miliar.
Jenny memperkirakan, untuk mengembalikan pinjaman tersebut butuh durasi delapan tahun, dengan bunga pinjaman flat untuk tahun 2021 (pinjaman tahun 2020 tanpa bunga).