REPUBLIKA.CO.ID, — Ali bin Abi Thalib RA, merupakan menantu, keponakan, sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai banyak keutamaan.
Beberapa keutamaan tersebut disebutkan Rasulullah SAW diungkapkan dalam berbagai riwayat antara lain sebagai berikut:
Pertama, dijanjikan Rasulullah dicintai orang yang beriman dan dibenci orang munafik. Hal ini sebagaimana riwayat di bawah ini:
حَدَّثَنَا عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ عَهِدَ إِلَيَّ النَّبِيُّ الْأُمِّيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ لَا يُحِبُّنِي إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا يُبْغِضُنِي إِلَّا مُنَافِقٌ
Dari Ali bin Abi Thalib RA, dia berkata, "Nabi SAW al ummi (seorang yang buta aksara) memberikan janji kepadaku, bahwasanya tidak akan mencintaiku kecuali orang beriman dan tidak akan membenciku kecuali orang munafik."
Kedua, kedudukannya bersama Rasulullah seperti Harun dengan Musa. Ini sebagaimana hadits riwayat Abi Waqash:
حَدَّثَنَا أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لِعَلِيٍّ أَلَ تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى
Dari Abu Waqqash bahwasanya beliau SAW bersabda kepada Ali: "Apakah kamu tidak ridha, jika kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa."
Ketiga, didoakan Rasulullah sehingga tak merasakan kedinginan dan kepanasan. Ini sesuai dengan riwayat di bawah ini:
حَدَّثَنَا أَبُو لَيْلَى يَسْمُرُ مَعَ عَلِيٍّ فَكَانَ يَلْبَسُ ثِيَابَ الصَّيْفِ فِي الشِّتَاءِ وَثِيَابَ الشِّتَاءِ فِي الصَّيْفِ فَقُلْنَا لَوْ سَأَلْتَهُ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَيَّ وَأَنَا أَرْمَدُ الْعَيْنِ يَوْمَ خَيْبَرَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَرْمَدُ الْعَيْنِ فَتَفَلَ فِي عَيْنِي ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُ الْحَرَّ وَالْبَرْدَ قَالَ فَمَا وَجَدْتُ حَرًّا وَلَا بَرْدًا بَعْدَ يَوْمِئِذٍ وَقَالَ لَأَبْعَثَنَّ رَجُلًا يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ لَيْسَ بِفَرَّارٍ فَتَشَرَّفَ لَهُ النَّاسُ فَبَعَثَ إِلَى عَلِيٍّ فَأَعْطَاهَا إِيَّاهُ
Abu Laila dia berkata, "Abu Laila berbincang-bincang dengan Ali. Dan Ali biasa memakai baju musim panas di saat musim dingin dan memakai baju musim dingin di saat musim panas. Maka kami bergumam; "Mari kita bertanya kepadanya." Dia menjawab; "Pada saat Perang Khaibar, Rasulullah SAW mengutusku, sementara aku sedang sakit mata.”
Aku berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku sedang sakit mata. Maka Rasulullah SAW pun meniup mataku seraya berdoa, "Ya Allah, jauhkan darinya panas dan dingin." Ali berkata; "Maka aku tidak mengalami panas dan juga dingin semenjak hari itu."
Dan beliau bersabda, "Sungguh, aku akan mengutus seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta bukan seorang yang penakut." Maka orang-orang berdesakan untuk mendapatkannya namun Rasul mengutus serta memberikan bendera kepadanya."n Ratna Ajeng Tejomukti