Rabu 27 Oct 2021 12:25 WIB

Sandiaga: Destinasi Wisata Halal tak Boleh Menyakiti Hewan

Wisata halal tidak tertutup hanya bagi komunitas Muslim melainkan seluruh wisatawan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) memberi salam dan menyapa warga saat mengunjungi Desa Gampong Nusa, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Rabu (20/10). Sandiaga menegaskan, destinasi wisata halal seharusnya tidak boleh melakukan penyiksaan terhadap hewan apapun.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) memberi salam dan menyapa warga saat mengunjungi Desa Gampong Nusa, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Rabu (20/10). Sandiaga menegaskan, destinasi wisata halal seharusnya tidak boleh melakukan penyiksaan terhadap hewan apapun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara mengenai penyiksaan seekor anjing di area wisata halal Aceh oleh aparat Satpol PP yang viral di media sosial. Sandiaga menegaskan, destinasi wisata halal seharusnya tidak boleh melakukan penyiksaan terhadap hewan apapun.

"Semua bentuk kekerasan terhadap hewan bukanlah bagian dari wisata halal," kata Sandiaga melalui akun Instagram-nya, Rabu (27/10).

Menurutnya, seekor anjing yang mati tersebut karena penanganan yang buruk dari aparat setempat saat berusaha membersihkan area wisata halal. Padahal, wisata halal semestinya tidak boleh menyakiti siapapun termasuk hewan.

"Ini sangat menyentuh hati saya. Dan saya mau Pak Riyanto (Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia) bersama tim memastikan kita melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai wisata halal," kata Sandiaga.

Lebih lanjut, ia kembali menegaskan, esensi dari pariwisata halal adalah sebuah bentuk tambahan jasa atau pelayanan bagi wisatawan Muslim. Namun, wisata halal pun tidak tertutup diperuntukkan bagi komunitas Muslim melainkan seluruh wisatawan secara umum.

Baca juga : Ahok Doakan Sandiaga Jadi Presiden

Adapun, kata Sandiaga, tujuan wisata halal untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim. Sebab, potensi dari pariwisata halal bisa dimanfaatkan lebih besar untuk membuka lapangan pekerjaan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Kita harus bangkit dan meyakinkan bahwa pariwisata halal adalah jalannya," ujar Sandiaga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement