REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga penelitian IDC Indonesia memprediksi implementasi konektivitas jaringan 5G akan berdampak lebih besar dalam sektor industri.
"(Penggunaan) 5G ini akan lebih banyak berdampak ke industri, karena memberikan banyak kemudahan dan kecepatan untuk berbagai aspek di sektor tersebut," kata Country Manager IDC Indonesia Mevira Munindra dalam seminar web, dikutip pada Rabu (27/10).
Mevira membandingkan jika ditinjau dari kacamata konsumen, pengaplikasian 5G tentu juga memiliki dampak pada gaya hidup digital yang lebih mulus. Misalnya untuk berkomunikasi via aplikasi pengiriman pesan maupun konferensi video, penggunaan media sosial, hingga hiburan.
Ini adalah engagement yang menjadi biasa, sesuatu yang tidak bisa dilewatkan oleh banyak generasi dan kalangan. Semuanya menggunakan ponsel pintar untuk digital engagement. "Bahkan, mereka bisa menggunakan lebih dari satu device untuk memisahkan kebutuhan personal dan profesional," ujar Mevira menambahkan.
Sementara itu menurut laporan IDC, terdapat lebih dari 30 persen konsumen di Indonesia yang pengeluaran teknologi informatika dan komunikasinya didominasi oleh ponsel pintar. Pada 2020, pengeluaran tersebut mencapai total 36 juta unit pengiriman.
Di era konektivitas 5G, Mevira mengatakan, konsumen memiliki harapan memiliki ponsel 5G dengan harga terjangkau. "Ekspektasinya tentu meningkatnya penggunaan 5G ke depan ada harapan penurunan harga," kata dia.