Kota Malang Berpotensi Alami Bencana Hidrometeorologi
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kota Malang Berpotensi Alami Bencana Hidrometeorologi (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Kota Malang dinilai berpotensi besar mengalami bencana hidrometeorologi di musim penghujan. Pasalnya, 607 hektar lahan di Kota Malag termasuk kategori rawan bencana hidrometeorologi.
Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, saat ini lahan di Kota Malang banyak dibangun pemukiman penduduk. Beberapa pembangunan tersebut juga ada yang menyebabkan penyempitan Daerah Aliran Sungai (DAS). Kondisi ini bisa mengakibatkan air sungai meluap ke permukaan saat memasuki musim penghujan.
Melihat situasi tersebut, Sutiaji menilai, masyarakat sudah seharusnya meningkatkan kesadarannya. "Jangan sampai sungainya sudah sempit tetapi justru terjadi pendangkalan karena timbunan sampah," kata pria berkacamata ini di Kota Malang, Rabu (26/10).
Menurut Sutiaji, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah upaya dalam mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi. Salah satunya dengan membangun sejumlah drainase berupa sudetan di beberapa titik. Dengan adanya sudetan, Sutiaji menilai, titik-titik banjir seperti di Kedaung, Lowokwaru, Tulusrejo dan sebagainya bisa teratasi.
Sutiaji mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk membangun proyek sudetan. Proyek ini diperkirakan akan memakan anggaran sekitar Rp 124 miliar. "Sudah ada anggarannya dari provinsi, tapi kena Covid-19, jadi sementara di refocusing," ungkapnya.
Selain sudetan, Pemkot Malang juga akan menambah jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, saat ini Kota Malang hanya memiliki 13 persen RTH. Untuk mengimbangi luasan kota, kata Wahyu, 20 persen wilayah di Kota Malang harus menjadi RTH.
Menurut Wahyu, pihaknya sudah berencana untuk membangun RTH di sejumlah titik. Yakni, di Jalan Borobudur, Merjosari, bawah fly over Kedungkandang dan Pembangunan Alun-Alun Kedungkandang. Dengan adanya RTH, maka air hujan diharapkan bisa tertampung dan tak sampai meluap ke jalanan.
Seperti diketahui, Kota Malang acap mengalami banjir saat memasuki musim penghujan. Terbaru, 10 titik di Kota Malang mengalami banjir setelah diguyur hujan deras, Senin (25/10). Peristiwa ini menyebabkan satu bangunan masjid mengalami kerusakan akibat tersambar petir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Alie Mulyanto, mengatakan, mayoritas wilayah yang terkena banjir berada di Kota Malang bagian utara. Beberapa titik yang mengalami banjir antara lain kawasan Soekarno Hatta, dan Jalan Ahmad Yani. Derasnya hujan di Kota Malang yang berlangsung selama kurang lebih satu jam tersebut juga meningkatkan debit air sungai.