REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus Covid-19 ditemukan di sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, seperti di SMK Negeri 1 Sedayu, Kabupaten Bantul. Namun, Pemprov DIY mengeklaim, kasus yang ditemukan tersebut tidak berasal dari penularan yang terjadi di lingkungan sekolah.
"Bukan dari sekolah, (virus) memang dari luar terbawa (ke sekolah)," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (27/10).
Sultan menyebut, kasus positif Covid-19 yang ditemukan di sekolah dibawa dari luar. Pelajar yang sebelumnya sudah tertular dari lingkungan rumah dan merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Walaupun begitu, Sultan menegaskan, agar kasus yang sudah ditemukan di sekolah cepat ditangani. Sehingga, penyebarannya tidak meluas dan tidak menjadi klaster baru penularan Covid-19.
"Yang penting itu cepat ditangani, tidak jadi klaster, yang namanya anak terus bermain ya repot," ujar Sultan.
Jika ditemukan kasus di sekolah, Sultan meminta agar diambil langkah cepat untuk menghentikan pelaksanaan PTM. Sementara, bagi pelajar maupun tenaga pendidik yang ditemukan positif, diminta untuk segera menjalankan isolasi.
"Menurut pendapat saya, itu perlu dilihat OTG itu (tertularnya) dari luar atau memang dari sekolah. Kalau dari sekolah ya ditutup, kalau dari luar ya isolasi, tapi kan rata-rata (penularannya) ya dari luar," jelasnya.
Dalam menunjang pelaksanaan PTM di DIY, vaksinasi terhadap pelajar dan tenaga pendidik juga sudah dilakukan. Menurutnya, capaian vaksinasi pelajar sudah 90 persen untuk dosis pertama.
"90 persen peserta didik di DIY telah memperoleh vaksin dosis pertama dan sebanyak 54 persen telah memperoleh vaksin dosis kedua," tambahnya.
Hingga saat ini, sekitar 360 sekolah di tingkat SMA/SMK yang sudah melaksanakan tatap muka. Di tingkat SMP, tercatat sekitar 500 sekolah yang menjalankan PTM. Sementara, di tingkat SD belum seluruhnya diizinkan untuk melaksanakan tatap muka.
"Hanya beberapa SD yang telah ditunjuk yang diperbolehkan untuk melakukan uji coba PTM secara terbatas," ujar Sultan.
Terkait dengan vaksinasi guru, Sultan menuturkan, sudah mencapai 95 persen baik itu dosis pertama maupun dosis kedua. Vaksinasi ini terus ditingkatkan agar dapat diselesaikan pada Oktober 2021 ini, termasuk penyuntikan dosis kedua.