Rabu 27 Oct 2021 19:18 WIB

24 Kecamatan di Bandung Berpotensi Alami Longsor

Masyarakat yang tinggal di 24 kecamatan di Bandung diminta waspada.

 Masyarakat yang tinggal di 24 kecamatan di Bandung diminta waspada.
Foto: AP/Noah Berger/FR34727 AP
Masyarakat yang tinggal di 24 kecamatan di Bandung diminta waspada.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mencatat 24 kecamatan berpotensi menghadapi bencana longsor pada musim hujan akhir tahun 2021 ini. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung Hendra Hidayat mengatakan, hal itu tercatat berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal cuaca ekstrem yang diprediksi melanda kawasan Bandung. Kini BPBD pun sudah menetapkan status tanggap darurat.

"Artinya masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, atau bantaran sungai, agar meningkatkan kewaspadaan berkaitan dengan potensi bencana hidrometeorologi," kata Hendra di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/10).

Baca Juga

Hendra menjelaskan, 24 kecamatan itu yakni Kecamatan Arjasari, Baleendah, Banjaran, Cangkuang, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimaung, Cimenyan, Ciparay Ciwidey, Ibun, Kertasari, Kutawaringindan Margaasih. Kemudian, Kecamatan Nagreg, Pacet, Pamengpeuk, Pangalengan, Paseh, Pasirjambu, Rancabali dan Soreang. Dari 24 kecamatan itu, BPBD mencatat ada 124 desa yang berpotensi menjadi titik longsor.

Pihaknya pun sudah menyampaikan imbauan kewaspadaan itu ke setiap kecamatan dan diteruskan ke setiap desa. Selain longsor, menurutnya banjir bandang pun perlu diantisipasi pada musim hujan ini karena seiring meningkatnya curah hujan, banjir bandang pun sangat berpotensi terjadi.

"Masyarakat di bantaran sungai pun perlu berhati-hati, karena longsor juga bisa berpotensi menimbulkan banjir bandang, karena berpengaruh membuat sungai tersumbat," katanya.

Maka dari itu, ia meminta masyarakat intensif berkomunikasi dengan BPBD dan melakukan upaya pencegahan. Misalnya, masyarakat bisa menganalisis potensi longsor jika ada rekahan tanah, atau menghilangkan sumbatan-sumbatan di sungai guna meminimalkan potensi banjir bandang.

"Karena kalau banjir genangan itu bisa terprediksi, biasa terjadi kalau misalnya di Kertasari hujan, dua atau tiga jam setelahnya itu banjir terjadi di Baleendah atau Bojongsoang, jadi yang harus diwaspadai itu longsor dan banjir bandang," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement