REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM - Otoritas penerbangan sipil Sudan akan membuka kembali bandara Khartoum untuk penerbangan pada Rabu setelah ditutup selama satu hari.
"Penerbangan akan dilanjutkan pada hari Rabu setelah penangguhan sementara," kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan yang dikutip Asharq Business.
Pihak berwenang mengumumkan pada hari Selasa penangguhan penerbangan ke dan dari bandara hingga 30 Oktober.
Pada Senin, militer Sudan mengumumkan keadaan darurat, membubarkan dewan kedaulatan transisi dan pemerintah, beberapa jam setelah menahan perdana menteri negara itu, Abdalla Hamdok, dan menteri dalam pemerintahan sipilnya.
Setelah kudeta militer yang gagal bulan lalu, ketegangan mendalam meletus antara militer dan pemerintah sipil di Sudan menyusul aksi protes di ibu kota Khartoum.
Sebelum pengambilalihan kekuasaan oleh militer, Sudan diperintah oleh dewan kedaulatan pejabat militer dan sipil, yang mengawasi periode transisi hingga pemilihan yang dijadwalkan pada 2023, bedasarkan kesepakatan pembagian kekuasaan antara militer dan koalisi Pasukan untuk Kebebasan dan Perubahan.