REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Al Ula Arab Saudi akan meluncurkan festival musim dingin ketiganya, Al Ula Moments, dalam waktu dekat. CEO Komisi Kerajaan untuk Al Ula Amr al-Madani mengatakan acara itu tepatnya bakal digelar pada 21 Desember 2021.
“Pada 21 Desember kami akan memulai musim festival ketiga kami. Di bawah bendera ‘AlUla Moments’, kami akan meluncurkan empat festival unik: Tantora yang sudah dikenal, seni Al Ula, langit Al la, dan kesehatan Al Ula,” ujar Al-Madani, dikutip di Al Arabiya, Rabu (27/10).
Festival Musim Dingin di Tantora adalah festival budaya tahunan yang pertama kali diluncurkan pada Desember 2018 di Al Ula. Festival ini diantaranya mencakup konser dan pengalaman kuliner.
Al-Madani mengatakan ada banyak proyek perhotelan yang saat ini sedang dalam pengembangan berbagai tahap. Proyek tersebut termasuk Banyan Tree dan Habitat, yang disebutnya merupakan ‘resor pembuka yang menghormati dan menyatu dengan lingkungan di Al Ula’. Dia menyiapkan festival tersebut dengan menargetkan jutaan audiens.
“Kami dengan hati-hati mengidentifikasi pasar utama audiens kami dan hanya dalam satu tahun kami telah menumbuhkan kesadaran kami secara global di pasar yang ditargetkan sebesar 15 persen. Menciptakan ukuran pasar dari tujuh juta calon wisatawan yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya.
“Untuk mengubah minat menjadi tindakan, kami telah melatih hampir 13 ribu agen perjalanan di seluruh dunia. Dan jaringan itu akan memfasilitasi akses yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para pelancong di seluruh dunia ke Al Ula,” lanjutnya.
Al Ula, yang terletak di Barat Laut Arab Saudi adalah rumah bagi situs warisan UNESCO pertama Kerajaan. Al-Madani mengatakan, selama ribuan tahun, manusia telah melewati AlUla, sebuah oase, untuk bertemu, berdagang, dan berinovasi.
Penduduk Al Ula sebelumnya membantu membentuk lanskapnya dengan mengukir struktur rumit di bebatuan dan menciptakan saluran air untuk menangkap dan mengelola air. “Mereka hidup selaras dengan lingkungan dan lanskap budaya, tempat di mana kehidupan berkembang pesat. Lingkungan memfasilitasi ekonomi yang dinamis dan memungkinkan pertukaran internasional untuk makmur,” ujarnya.
“Ini adalah karakteristik yang kami perjuangkan di seluruh dunia saat ini. Keseimbangan tersebut membutuhkan kesadaran bahwa ekonomi tidak harus selalu berbenturan dengan lingkungan. Mereka saling ketergantungan,” tambahnya.