Kamis 28 Oct 2021 03:40 WIB

Kadin: Model Pembiayaan UMKM Perlu Sentuhan Digitalisasi

Selama pandemi, UMKM yang mampu bertahan adalah yang beroperasi secara hybrid.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Peserta mempraktikkan cara memotret produk saat pelatihan fotografi produk UMKM di desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (17/10/2021). Selama pandemi, UMKM yang mampu bertahan adalah yang beroperasi secara hybrid.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Peserta mempraktikkan cara memotret produk saat pelatihan fotografi produk UMKM di desa Kenanga, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (17/10/2021). Selama pandemi, UMKM yang mampu bertahan adalah yang beroperasi secara hybrid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meski mendominasi perusahaan di Indonesia, nyatanya masih mengalami hambatan dalam memperoleh permodalan. Ia menilai, dibutuhkan upaya digitalisasi secara masif agar pelaku UMKM dapat lebih mudah untuk mengakses modal demi mengembangkan usahanya.

"Tantangan pembiayaan dapat diminimalisasi dengan proses digitalisasi. Dimulai dari masalah seputar agunan kredit hingga administrasi dalam pendaftaran," kata Arsjad dalam webinar yang digelar Daya Qarsa, Rabu (27/10).

Ia mengatakan, lembaga keuangan baik bank maupun non perbankan saat ini juga mulai berinovasi dalam menawarkan produk pinjaman. Namun, inovasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan UMKM di Indonesia.

Digitilasi dalam pembiayaan UMKM diharapkan bisa berujung pada penyaluran kredit secara langsung maupun tidak langsung. Sistem pembiayaan yang mudah diyakini akan menciptakan peluang lebih lanjut bagi pelaku UMKM untuk melakukan ekspansi bisnis atau meningkatkan produktivitasnya.