Rabu 27 Oct 2021 23:47 WIB

Standard Chartered: Pengguna Layanan Digital Naik 64 Persen

Standard Chartered mencatat ada 40 juta pengguna layanan digital baru di Asean

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Standard Chartered Bank (SCB).  Standard Chartered mencatat pengguna mobile device tumbuh 64 persen. Hal ini membuktikan layanan digital perbankan melalui online mobile app tumbuh signifikan di tengah pandemi Covid-19.
Foto: [ist]
Standard Chartered Bank (SCB). Standard Chartered mencatat pengguna mobile device tumbuh 64 persen. Hal ini membuktikan layanan digital perbankan melalui online mobile app tumbuh signifikan di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Standard Chartered mencatat pengguna mobile device tumbuh 64 persen. Hal ini membuktikan layanan digital perbankan melalui online mobile app tumbuh signifikan di tengah pandemi Covid-19.

Vice Chairman ASEAN & President Commissioner Standard Chartered Rino Donosepoetro mengatakan pada tahun lalu ada sekitar 40 juta pengguna internet baru di ASEAN.

“Internet ekonomi telah menjadi panel pertumbuhan yang cepat dan menjadi bagian dari 24 persen dari 100 juta dolar AS hingga 300 juta dolar AS pembelanjaan,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Selasa (26/10).

Menurutnya saat ini dunia bisnis modern, investasi terhadap artificial intelligence (AI) dan cloud merupakan kebutuhan yang menguntungkan. Hal ini karena teknologi AI bisa menggabungkan kekuatan data dan pembelajaran mesin AI untuk mengekstrak nilai dari data industri.

Dari sisi perbankan, faktor pandemi telah membuat ekonomi mengambil langkah dalam beberapa tahun terakhir. Pertama, digitalisasi secara fundamental telah membuat consumer behaviour berubah.

“Kita bisa lihat cara konsumen belanja saat ini yang lebih memilih secara virtual dengan kecepatan yang tak terprediksi,” ucapnya. Menurutnya hal ini juga membuktikan konsumen ASEAN butuh platform terintegrasi. Dari sisi lain komersial bisnis menawarkan digital financial service. 

“Jadi nantinya hubungan antar ASEAN baik dari media, ecommerce dan sebagainya untuk berkonversi pada platform terintegrasi. Bisnis tradisional pun lambat laun akan membuka layanan digital," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement