Kamis 28 Oct 2021 06:17 WIB

Sejarah Penulisan Alquran pada Masa Nabi SAW

Pada zaman Nabi SAW, Alquran ditulis pada pelepah kurma, kulit binatang, dan lainnya.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Sejarah Penulisan Alquran pada Masa Nabi SAW. The Holy Quran Academy menambahkan koleksi langka dari 17 manuskrip Alquran antik yang berasal dari 719-1785 Masehi (2-13 Hijriyah). Salinan Alquran itu berasal dari Kesultanan Umayyah, Mamluk, Timurid, dan Ottoman.
Foto: WAM
Sejarah Penulisan Alquran pada Masa Nabi SAW. The Holy Quran Academy menambahkan koleksi langka dari 17 manuskrip Alquran antik yang berasal dari 719-1785 Masehi (2-13 Hijriyah). Salinan Alquran itu berasal dari Kesultanan Umayyah, Mamluk, Timurid, dan Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat penulisan Alquranul Karim telah melewati tiga periode, yaitu pada masa Nabi Muhammad, pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu, dan pada masa Utsman bin Affan 2 Radhiyallahu Anhu.

Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi, pada masa Nabi Muhammad SAW, Rasulullah bersabda:

Baca Juga

لا تَكْتُبُوا عَنِّي وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ

"Janganlah kalian menulis dariku, dan barang siapa yang menulis dariku selain Alquran maka hapuslah." (HR Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri).

Pada zaman Nabi SAW, Alquran masih ditulis pada pelepah kurma, papan, kulit binatang, tanah keras, batu dan lain-lain. Beberapa sahabat memiliki catatan kumpulan wahyu ilahi ini, di antara mereka yang masyhur adalah Zaid bin Tsabit Radhiyallahu Anhu.

Tatkala Kalamullah diturunkan, beliau segera memanggilnya seraya berpesan:

ادعوا لي زيدًا و ليجئْ باللوح و الدواة

"Panggillah Zaid untukku, serta hendaknya dia membawa lauh (alat tulis) dan tinta" (HR Bukhari dan Muslim).

Berkenaan dengan hal itu, Zaid Radhiyallahu Anhu menyatakan:

"Aku adalah jar (tetangga) Rasulullah. Apabila turun wahyu, beliau mengutus (seseorang) kepadaku, maka aku pun menulis wahyu tersebut" (HR Abu Dawud).

Salah seorang Tabi'in, Muhammad bin Syihab az-Zuhri, berkata:

"Rasulullah wafat, dan saat itu (ayat-ayat) Alquran belum terkumpul pada sesuatu (dalam satu kitab). Ia masih berada pada pangkal dan pelepah kurma" (Jami'ul Bayan).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement