Kamis 28 Oct 2021 08:25 WIB

MUI: Strategi Penanganan Pandemi Harus untuk Kemaslahatan

Kedisiplinan prokes adalah suatu keharusan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ani Nursalikah
MUI: Strategi Penanganan Pandemi Harus untuk Kemaslahatan. Dua remaja masjid berikan tanda untuk jarak-jarak shaf sholat Tarawih di Masjid Baiturrahim Jayapura, Papua, Ahad (11/4/2021). Panitia masjid Baiturrahim Jayapura benahi jarak shaf untuk memastikan jaga jarak saat sholat Tarawih di bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah. Protokol kesehatan (prokes) 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetap diterapkan setiap masjid di Kota Jayapura.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
MUI: Strategi Penanganan Pandemi Harus untuk Kemaslahatan. Dua remaja masjid berikan tanda untuk jarak-jarak shaf sholat Tarawih di Masjid Baiturrahim Jayapura, Papua, Ahad (11/4/2021). Panitia masjid Baiturrahim Jayapura benahi jarak shaf untuk memastikan jaga jarak saat sholat Tarawih di bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah. Protokol kesehatan (prokes) 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetap diterapkan setiap masjid di Kota Jayapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Penanggulangan Bencana dan Kesehatan, KH M Sodikun mengatakan, penyiapan strategi yang dapat diterapkan pada masa pandemi Covid-19 perlu dilakukan. Menurut dia, strategi yang disiapkan tersebut haruslah untuk kemaslahatan, salah satunya terkait ibadah berjamaah.

"Kalau (daerahnya) dinilai aman, ya boleh-boleh saja (melakukan ibadah berjamaah)," ujar Sodikun dalam webinar bertajuk "Keseimbangan Pemulihan Ekonomi Dan Penanganan Kesehatan Di Tengah Pandemi" yang dikutip pada Rabu (27/10).

Baca Juga

Meski begitu, dia mengingatkan, dalam pelaksanaannya upaya antisipasi terhadap penularan Covid-19 juga perlu untuk dilakukan. Salah satu yang bisa dilakukan ialah dengan menerapkan protokol kesehatan atau prokes yang ketat.

"Maka kedisiplinan prokes adalah suatu keharusan, suatu keniscayaan," kata dia.

Sodikun mengatakan, kebijakan yang dilakukan demi kemaslahatan boleh saja dilakukan, selama belum ada dalil yang melarang kebijakan tersebut. Dia memberikan contoh, yakni dalam menggunakan masker dan menjaga jarak, terlebih saat menuaikan ibadah berjamaah.

Pada kesempatan itu, Sodikun berpesan kepada semua elemen masyarakat agar secara bersama-sama mengatasi pandemi Covid-19. Sebab, masalah yang sangat rumit tak bisa selesai dengan sendirinya, dibutuhkan kebersamaan dalam menanganinya.

"Bersama-samalah kita, masalah yang rumit itu tidak bisa hadir sendiri, sangat mustahil. Oleh karena itu bangunan kerja sama ini harus kita kuatkan," kata Sodikun.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Lembaga Kesehatan MUI Bayu Wahyudi mengingatkan semua pihak agar tetap patuh dengan aturan-aturan yang berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19. Dia menekankan, apabila seseorang harus melakukan isolasi mandiri, maka lebih baik proses tersebut dijalankan.

"Jadikan momentum taffakur dengan Allah," kata dia

Wakil Sekretaris Komisi Informasi dan Komunikasi MUI M Nashih Nasrullah menyatakan, ada dua kunci agar ekonomi bangsa dapat bangkit. Kunci tersebut, yakni ketaatan dalam menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti aturan yang ditentukan pemerintah menjadi kunci dalam menghadapi pandemi.

"Yang pertama bagaimana kita taat upaya menjaga diri sendiri dengan ketaatan kita untuk menaati kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement