Kamis 28 Oct 2021 11:27 WIB

Presiden Jokowi Khawatir Pembentukan Aliansi AUKUS

Jokowi khawatir pengembangan kapal selam nuklir AUKUS memantik rivalitas di kawasan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato di KTT ASEAN ke-38 dan ke-39 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/10). Jokowi khawatir pengembangan kapal selam nuklir AUKUS memantik rivalitas di kawasan.
Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato di KTT ASEAN ke-38 dan ke-39 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/10). Jokowi khawatir pengembangan kapal selam nuklir AUKUS memantik rivalitas di kawasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia mengkhawatirkan aliansi AUKUS terutama dalam pengembangan kapal selam nuklir Australia. Menurut Jokowi, pakta soal pengembangan kapal selam nuklir dinilai dapat memantik semakin tingginya rivalitas di kawasan.

Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam KTT antara ASEAN dan Australia tahunan yang pertama. Sebab biasanya, KTT ASEAN dan Australia dilakukan dua tahun sekali. KTT ini dihadiri Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan sembilan pemimpin negara anggota ASEAN secara virtual, Rabu (27/10).

Baca Juga

"Dalam pertemuan tadi, presiden mengatakan Indonesia prihatin atas menajamnya persaingan antara kekuatan besar di Kawasan ASEAN," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam press briefing usai menemani Jokowi dalam KTT tersebut secara virtual, Rabu (27/10).

"Dinamika yang sangat tinggi dapat mengancam stabilitas kawasan kita," ujarnya menambahkan.

Presiden dalam pidatonya mengatakan, Indonesia mengharapkan Australia dapat melanjutkan keterbukaannya terhadap ASEAN dan menjadi salah satu mitra ASEAN dalam menciptakan stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan kawasan Indo-Pasifik. Indonesia juga telah memberikan dukungan peningkatan status kerja sama ASEAN-Australia menjadi comprehensive strategic partnership.

Presiden mendesak ASEAN dan Australia perlu terus membangun kepercayaan agar dapat bersama berkontribusi menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan. ASEAN dapat bertahan selama lebih dari 50 tahun dan dapat berkontribusi pada stabilitas, perdamaian, serta kesejahteraan karena ASEAN percaya akan kekuatan kerja sama dan kekuatan dialog mengatasi perbedaan.

Menurut Retno, Presiden menyampaikan Indonesia tidak ingin kawasan ini menjadi ajang perlombaan senjata maupun power projection atau pengerahan kekuatan negara tertentu di kawasan yang bakal mengancam stabilitas. "Indonesia ingin mendorong semua pihak di kawasan untuk mengubah budaya konflik menjadi budaya damai dan trust deficit menjadi strategic trust," ujarnya.

Sementara itu, PM Australia menekankan komitmen untuk memperkuat kerja sama penanganan Covid-19 terutama vaksin dan alat-alat kesehatan di kawasan Asia Tenggara. Menyoal kemitraan ASEAN-Australia ke depan, Australia mengumumkan inisiatif baru yang dinamakan Australia for ASEAN Future Initiative dengan pendanaan senilai 124 juta dolar AS

"Terkait stabilitas dan perdamaian kawasan, Australia menekankan kembali penghormatannya terhadap NPT dan memberikan dukungan pada sentralitas ASEAN dan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific," kata Retno.

Baca juga : Jokowi Imbau Kepala Daerah Awasi PTM

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement