Kamis 28 Oct 2021 12:31 WIB

Nasionalis Kulit Putih Inggris Didakwa Pasal Terorisme

Ia berencana membakar sebuah masjid.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Nasionalis Kulit Putih Inggris Didakwa Pasal Terorisme
Foto: EPA
Nasionalis Kulit Putih Inggris Didakwa Pasal Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH -- Seorang nasionalis kulit putih Inggris Sam Imrie akan dijatuhi hukuman penjara yang panjang. Ia menganggap pembunuh massal di masjid Christchurch, Brenton Tarrant sebagai pahlawan.

Pengadilan Tinggi Glasgow akan menjatuhkan vonis hukuman kepada Sam Imrie pada 24 November mendatang. Imrie (24 tahun) dihukum karena pelanggaran terorisme. Melalui postingannya di media sosial, ia berencana membakar sebuah masjid, Fife Islamic Centre di Glenrothes. Imrie ditangkap pada Juli 2019.

Baca Juga

Dilansir di BBC, Kamis (28/10), Pengadilan Tinggi di Edinburgh mengatakan Sam Imrie telah melakukan pelanggaran serius. Hakim Lord Mulholland mengatakan Sam Imrie juga dihukum karena merencanakan kebakaran yang disengaja, memiliki gambar anak-anak yang tidak senonoh, dan pornografi ekstrem serta mengemudi dalam keadaan mabuk.

Sebelum menjatuhi hukuman, hakim Lord Mulholland mengatakan membutuhkan laporan latar belakang Sam Imrie. Tetapi hakim juga memperingatkan Imrie agar tidak terkejut dengan vonis hukuman yang akan diterimanya nanti.

"Jangan terkejut Anda akan menerima hukuman yang cukup lama," kata hakim Mulholland.

Selama persidangan, Pengadilan Tinggi di Edinburgh diberitahu Imrie dari Glenrothes, meninggalkan sekolah pada usia 14 tahun dan menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD). Dia tenggelam dalam ideologi sayap kanan dan mulai membenci Muslim setelah melihat konten ekstremis di internet dan aplikasi perpesanan Telegram.

Selain mengidolakan pembunuhan masal di masjid Christchurch, dia juga mengidolakan aktivitas Anders Breivik, teroris yang membantai 77 orang di Norwegia pada 2011. "Semua pahlawan saya adalah pembunuh massal," tulis Imrie di media sosial.

Polisi Metropolitan di London berhasil menangkap Imrie setelah menyusup ke grup "FashWave Artists" di Telegram, tempat Imrie memposting pesan, gambar, video, dan gif. Mereka menghubungi polisi Skotlandia dan Imrie ditahan pada awal Juli 2019.

Polisi kemudian menggeledah rumahnya di Glenrothes dan menemukan senjata termasuk kapak, palu, teropong, dan dua pisau. Polisi juga menemukan pesan instan di mana Imrie berencana membakar sebuah masjid.

"Tidak ada senjata. Yang bisa saya lakukan hanyalah membakarnya," tulis dia.

Pengacara pembela Jim Keegan QC mengatakan Imrie mengunjungi Islamic Center di Glenrothes pada 4 Juli 2019 di siang bolong tetapi tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, kliennya pergi ke Strathmore Lodge yang bobrok, di Thornton, Fife, dan membakar sebuah pintu. Dia memfilmkannya dan mengklaim kepada kelompok itu bahwa itu adalah masjid atau pusat Islam.

Imrie mengatakan unggahannya itu adalah lelucon dan dia tidak serius membakar masjid. Setelah penangkapannya, ibunya Joyce mengatakan kepada polisi bahwa anaknya jarang meninggalkan kamarnya. Anaknya juga tidak memiliki teman untuk dibawa ke rumah. 

"Dia sosok penyendiri yang jarang meninggalkan kamarnya. Dia tidak pernah mengajak teman ke rumah dan tidak punya pacar," kata Joyce.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement