REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Menteri Pertahanan Taiwan mengatakan, Taiwan siap membela dirinya sendiri dan tidak bisa sepenuhnya mengandalkan negara lain bila China menggelar serangan ke pulau tersebut. Meski Presiden Taiwan mengatakan ia yakin Amerika Serikat (AS) akan membela Taiwan.
"Sebuah bangsa harus mengandalkan dirinya sendiri dan bila ada teman atau kelompok yang dapat bisa membantu kami, maka seperti yang saya katakan sebelumnya, kami senang hati menerimanya, tapi kami tidak bisa mengandalkan itu sepenuhnya," ka Menhan Taiwan Chiu Kuo-Cheng, Kamis (28/10).
Hal ini disampaikan dalam menanggapi pertanyaan wartawan dalam sidang parlemen mengenai pertahanan nasional. Ketegangan China dan Taiwan meningkat ke level tertingginya selama puluhan tahun setelah Beijing mengirimkan ratusan pesawat tempur ke zona pertahanan udara pulau yang dikelola dengan demokratis tersebut.
Langkah tersebut dianggap tekanan militer China yang mengeklaim Taiwan bagian dari wilayahnya. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, pada 2025 China akan memiliki kapabilitas 'komprehensif' untuk menginvansi Taiwan.
Chiu mengatakan ketegangan antara China dan Taiwan meningkat ke tahap 'paling buruk' dalam 40 tahun. Dalam wawancaranya dengan CNN Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, ia yakin AS akan membela Taiwan bila Cina mengambil tindakan terhadap Taiwan.
"Saya meyakininya mengingat hubungan jangka panjang yang telah kami miliki dengan AS dan juga dukungan rakyat serta Kongres AS," katanya.
Pekan lalu Presiden AS Joe Biden mengambil langkah bertolak belakang dari kebijakan AS terhadap Taiwan selama puluhan tahun ketika ia mengatakan Washington berkomitmen melindungi Taiwan bila China menyerang.
AS menggunakan 'strategi ambiguitas' pada kebijakan luar negerinya pada Taiwan selama puluhan tahun. Dengan menyamarkan sikap AS untuk melindungi pulau bila Cina menyerang pulau tersebut.
Namun AS juga memiliki kebijakan mendukung Taiwan untuk dapat melindungi dirinya sendiri seperti menyediakan persenjataan pada pulau tersebut seperti yang tercantum dalam Undang-undang Relasi Taiwan. Gedung Putih mengatakan pernyataan Biden tidak mencerminkan perubahan sikap AS pada Taiwan.