Mahasiswa UGM Inisiasi Desa Energi di Sleman
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Seorang peternak menyedot limbah kotoran sapi untuk diproses menjadi biogas di kandang sapi. (Ilustrasi) | Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dewan Energi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (DEM UGM) melaksanakan program pemberdayaan desa binaan berupa desa energi. Dikembangkan di Padukuhan Cageran, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.
Ketua DEM UGM Melchior Raka Daksattama mengatakan, pemberdayaan desa energi memiliki visi untuk mewujudkan percontohan desa tangguh energi di Indonesia. Salah satunya dilakukan dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada.
Tim pemberdayaan merupakan mahasiswa berbagai jurusan dan fakultas yang bekerja sama Departemen Sosiologi UGM, Pusat Studi Energi UGM dan Andromeda. Membangun pertanian berkelanjutan berbasis energi baru terbarukan bersama masyarakat.
Fokus utama pemberdayaan desa ini pemanfaatan teknologi hybrid energi baru terbarukan untuk meningkatkan kualitas pakan ternak dan produksi pupuk lokal berkualitas. Program ini sebagai usaha mewujudkan sustainable agriculture.
"Melalui pemanfaatan kotoran sapi di Kalurahan Tamanmartani dengan berbasis kepada energi biomassa dan energi surya," kata Melchior, Kamis (28/10).
Energi biomassa didapat dari limbah kotoran ternak di kandang bersama Padukuhan Cageran. Energi surya didapat memakai panel surya di atap kandang. Limbah dari kotoran ternak ditampung di biodigester memproduksi gas metana dan pupuk cair.
Gas metana akan diolah bersamaan dengan Energi dari matahari untuk menyalakan water heater dan memproduksi air panas untuk pakan ternak sementara. Di sisi lain, pupuk cair yang dihasilkan dapat pula digunakan untuk pendapatan warga.
Melchior menuturkan, Padukuhan Cageran dipilih menjadi fokus dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Desa Energi (PDE) DEM UGM karena memiliki banyak potensi. Terutama, dari segi energi di bidang peternakan, pertanian sampai peralatan.
Ternak di Padukuhan Cageran terintegrasi dalam satu kandang bersama yang di dalamnya terdapat 77 ekor sapi. Di kandang bersama inilah terdapat instalasi biodigester, alat yang dapat mengubah kotoran sapi jadi biogas dan bio slurry.
"Dulunya, biogas dimanfaatkan warga untuk memanaskan air sebagai campuran pakan ternak, sementara bio slurry belum dimanfaatkan maksimal. Sayangnya, pengelolaan biodigester terhenti dua tahun lalu, sehingga warga berhenti mendapat manfaat," ujar Melchior.
Cageran memiliki potensi lain berupa panel surya dan mikrohidro, tapi dua alat sudah lama terbengkalai dan butuh banyak perbaikan. Dari kondisi sosial, warga berpotensi karena masyarakatnya sangat suportif, komunikatif dan kooperatif.
Di Padukuhan Cageran ini ada kelembagaan yang mengurusi kandang bersama, tapi karena masalah manajerial kelembagaan ini kurang efektif. Melchior menerangkan, program yang dikembangkan terbagi jadi sosial masyarakat, teknis dan publikasi.
Beberapa program yang dijalankan tim sosial warga ada sosialisasi, edukasi, menyusun sistem manajerial dan organisasi kelompok kandang bersama. Pada 29 Agustus 2021, tim berhasil melaksanakan sosialisasi dan edukasi yang pertama.
Program yang akan dijalankan selanjutnya merupakan diskusi bersama kelompok kandang untuk pembahasan managerial kelompok. Sedangkan, tim teknis telah berhasil melaksanakan optimalisasi pembangkit biodigester yang dimiliki.
Pada 2 Oktober 2021, telah dilaksanakan simbolisasi pemasukan kotoran ternak dalam biodigester untuk pertama kali bersama dengan kelompok masyarakat ternak. Lalu, reinstalasi panel surya menjadi program yang akan dilakukan selanjutnya.
Sedangkan, untuk menyebarluaskan program yang telah dilaksanakan dan yang akan berjalan, tim publikasi telah melaksanakan publikasi ke media sosial dari desa energi DEM UGM. Ada di Instagram username @desaenergi dan Linkedin Desa Energi.
"Publikasi yang akan dilaksanakan selanjutnya pembuatan podcast dalam bentuk video, yang akan dipublikasi juga di Instagram @desaenergi," kata Melchior.
Saat ini, tim publikasi telah mempublikasi after report program, after movie dan infografis mengenai desa. Serta, pembuatan short report yang berisikan kegiatan-kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan pada Agustus-Oktober.
Melchior turut memaparkan rencana keberlanjutan dari program Desa Binaan ini. Berupa pembentukan Komunitas Srawung Energi yang bertujuan untuk melanjutkan program-program yang selama ini telah dilakukan di kandang bersama.
Hal itu diwujudkan dalam pembentukan mekanisme manajerial antar masyarakat yang terlibat komunitas, sehingga ada pembagian tugas jelas. Mereka juga berencana menjadikan Dusun Cageran wisata edupark yang dapat dilanjutkan masa mendatang.
Konsep desa wisata dipakai sebagai suatu tempat menunjang sarana pembelajaran energi bagi masyarakat desa sendiri dan masyarakat luar. Sehingga, nantinya dapat bermanfaat bagi peningkatan citra Dusun Cageran sebagai desa energi.