Kamis 28 Oct 2021 17:34 WIB

BPIP: Indeks Aktualisasi Pancasila di Sulteng Memuaskan

Diharapkan Sulteng dapat membangun eksistensi aktualisasi setiap sila dari Pancasila.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengunjungi Kantor Gubernur Sulteng di Palu, Rabu (27/10).
Foto: BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengunjungi Kantor Gubernur Sulteng di Palu, Rabu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Nilai Indeks Aktualisasi Pancasila (IAP) di Sulawesi Tengah (Sulteng) di atas rata-rata. Namun perlu penguatan dalam aspek sila ke-2 dan ke-5. Hal ini terungkap saat jajaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengunjungi Kantor Gubernur Sulteng di Palu, Rabu (27/10).

Nilai IAP di Sulteng disampaikan Direktur Pembudayaan BPIP Irene Camelyn Sinaga. Hasilnya, di atas rata-rata. Optimisme keberhasilan aktualisasi nilai Pancasila ditegaskan lagi oleh Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Lia Kian. Dia berharap Sulteng dapat membangun eksistensi aktualisasi setiap sila dari Pancasila.

Baca Juga

"Meskipun tidak mudah untuk mewujudkan visi dan misi bangsa dalam memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada masyarakat," ujar Lia Kian dalam siaran persnya, Kamis (28/10).

Sementara itu, Peneliti IAP Idris Hermay menilai perlu penguatan pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada 2019 sampai 2020, IAP memuaskan di Sulteng pada era Longki Djanggola. Selanjutnya, Wakil Gubernur Sulteng Ma'mun Amir berjanji kepemimpinan Gubernur Rusdy Mastura akan meningkatkan aktualisasi sila ke-5.

"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Ma'mun.

Pemprov Sulteng akan mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan keadilan dalam pembangunan melalui program Rp 100 miliar per Kabupaten dan Kota setiap tahun. "Lalu program pendidikan gratis, pembentukan sekolah vokasi, dan memberikan bantuan keuangan secara tunai kepada masyarakat miskin Rp1 juta per tahun setiap kepala keluarga," ujar Ma'mun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement