Wiku: Mobilitas Penduduk Jadi Tantangan Penurunan Kasus
Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. | Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah terus melakukan upaya antisipasi peningkatan mobilitas masyarakat jelang periode libur hari raya Natal dan Tahun Baru 2022. Wiku menyebut, kondisi kasus di Indonesia yang tengah mengalami penurunan perlu untuk terus dipertahankan agar tak kembali meningkat.
Pemerintah pun belajar dari pengalaman pada 2020 lalu di mana periode libur akhir tahun lalu memicu peningkatan kasus di Indonesia, bahkan juga terjadi di dunia. “Mobilitas penduduk yang terus meningkat menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mempertahankan penurunan kasus terutama seiring dengan menurunnya kasus dan pembukaan aktivitas sosial ekonomi,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Jumat (29/10).
Wiku mengatakan, kebijakan peniadaan mudik pada periode libur Idul Fitri 2020 lalu juga tak cukup untuk menekan pergerakan penduduk. Penurunan kasus yang terjadi dan bertahan selama 13 minggu pun membuat aktivitas dan mobilitas masyarakat kembali meningkat.
Saat peniadaan mudik diberlakukan, mobilitas di pusat belanja naik mencapai 34,14 persen, di taman naik hingga 20,43 persen, serta di tempat retail dan rekreasi naik 1,43 persen. Mobilitas yang tinggi dan bersamaan dengan munculnya varian Delta yang lebih mudah menular menyebabkan kenaikan kasus signifikan selama sembilan minggu pasca Idul Fitri.
“Kenaikan kasus ini mencapai 13 kali lipat dari titik kasus terendah pasca lonjakan pertama,” ungkapnya.
Meskipun saat ini kasus di Indonesia telah berhasil ditangani dan aktivitas sosial ekonomi telah dibuka secara bertahap, Wiku mengingatkan, kenaikan kasus yang signifikan justru tengah terjadi di negara lain. Menurut dia, hal ini menunjukan keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan resiliensi dan ketahanan bangsa menghadapi pandemi Covid-19.
Kendati demikian, ia meminta agar pemerintah tetap berhati-hati dan menyusun strategi untuk mempertahankan penurunan kasus pada periode Natal dan Tahun Baru mendatang. Karena, saat ini tren mobilitas sudah mengalami kenaikan, yaitu mencapai 22,14 persen di pusat belanja, 5,43 persen di taman, dan 2,68 persen di tempat retail dan rekreasi.
Wiku mengatakan, peningkatan mobilitas tetap akan aman dari Covid-19 jika masyarakat selalu menghindari kerumunan dan menjaga jarak. Selain itu, pengelola fasilitas publik juga harus memastikan upaya preventif penularan kasus dengan melakukan skrining terhadap para pengunjung.
“Apabila terdapat aktivitas sosial ekonomi yang mulai berjalan atau diuji cobakan namun terbukti menyebabkan klaster atau kenaikan kasus, saya meminta pelaksana dan pemerintah daerah setempat untuk tegas menutup sementara dan mengevaluasi pembukaan aktivitas terkait,” tegasnya.