REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk berkomitmen meningkatkan porsi pembiayaan berkelanjutan yang sesuai dengan prinsip maqashid syariah. Bank syariah harus memberikan kemaslahatan bagi masyarakat dengan mengimplementasikan prinsip tersebut di berbagai sektor.
Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna menyampaikan pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI telah mencapai Rp 41,07 triliun atau 22,9 persen dari total pembiayaan BSI. Total pembiayaan BSI per September 2021 tercatat Rp 163,19 triliun.
"BSI berkomitmen untuk terus aktif dalam penerapan keuangan berkelanjutan, ini dilakukan melalui penyaluran pembiayaan di sektor berkelanjutan juga berbagai inisiatif di perusahaan," katanya saat paparan kinerja kuartal III 2021, Kamis (28/10).
BSI melakukan pemasangan panel surya serta peletakan reverse vending machine dan tempat pengumpulan plastik bekas di lima titik di Jakarta. Selain juga dengan meningkatkan literasi terkait keuangan berkelanjutan pada karyawan dan masyarakat.
Sementara itu, dukungan pada transaksi sosial keagamaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) juga terus digencarkan melalui penyaluran zakat perseroan per September 2021 yang mencapai Rp 72,48 miliar. Pendistribusian zakat berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan BSI scholarship sebanyak 500 mahasiswa, BSI Care serta program 14 desa berdaya sejahtera Indonesia.
"Hal ini memberikan semangat bagi BSI untuk terus menjalankan keuangan syariah yang berkelanjutan,” kata Anton.
Sementara itu, BSI juga turut dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahap 2. Hingga Oktober 2021 BSI telah merealisasikan program PEN sebesar Rp 4,5 triliun. Atau me-leverage 1,5 kali dari dana PEN yang diterima sebesar Rp 3 triliun. Dana sebesar itu disalurkan BSI kepada lebih dari 18 ribu nasabah.