REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jawa Barat masuk dalam provinsi prioritas program infrastruktur hijau yang disebut sebagai Green Infrastructure Initiative (GII). Program tersebut merupakan hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan lembaga ahli Jerman.
Tim ahli GII yakni Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) meninjau beberapa lokasi di DAS Citarum, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu. Peninjauan dipimpin Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Mochamad Saleh Nugrahadi.
Mereka mengunjungi empat titik DAS Citarum yaitu kolam retensi Cieunteung Baleendah di Sektor 6, Taman Wisata Desa atau Pembibitan Kertasari di Sektor 23, Situ Cisanti di Sektor 1 Kertasari, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu PT MCAB di Jalan Cisirung.
Menurut Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Mochamad Saleh Nugrahadi, tujuan mereka mengunjungi lokasi-lokasi tersebut dengan mengundang tim penasihat GIZ dalam memperkenalkan dan melihat kemajuan Citarum dalam kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jerman.
"Citarum menjadi contoh yang vital mewakili Jawa Barat dan nasional, baru ada kali ini proyek sungai yang menjadi perpres, " ujar Saleh, dalam siaran pers Humas Jabar, Jumat (29/10).
Dalam kunjungan tersebut, tim ingin melihat secara langsung di lapangan isu-isu di Citarum agar bisa menjadi pembelajaran bagi provinsi lain dan bisa menginspirasi.
"Jabar dapat mengajukan proyek Citarum dan melihat dari sini bisa diajukan proposal kepada GIZ Jerman yang terdapat dana hibah 4,4 juta euro untuk feasibility study (FS) atau uji kelayakan di empat provinsi priortas tersebut itu tujuan kami kesini," katanya.
Saleh mengatakan, empat provinsi itu dipilih dengan beberapa kriteria. Salah satunya adalah daerah yang dinilai memiliki komitmen penerapan infrastruktur hijau. Masing-masing daerah itu cukup kuat untuk merealisasikan proyek jika direpresentasikan di tempat tersebut.
“Memang pada dasarnya bersaing mana yang paling layak yang nanti pada akhirnya diberikan pinjaman bersubsidi. Mulai dari sikap pemerintahnya, penyusunan proposal apakah bankable tingkat kekritisannya, seperti Citarum ini kan banyak yang memanfaatkan dan sempat dicap sebagai sungai terburuk di dunia tapi saat ini sudah mulai membaik setelah ditangani,” papar Saleh.