Emil Minta Pemuda Kokohkan Persatuan dan Kesatuan
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak | Foto: Antara/Moch Asim
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berharap generasi muda di wilayah setempat terus mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa untuk menghindari sikap apatisme antarsesama. Ia mengingatkan, Kemerdekaan Indonesia diraih berkat keberanian pemuda untuk bisa melawan arus.
"Di masa kolonialisme, para pemuda berani membahas kebangsaan Indonesia dan peran inilah yang kini diemban oleh generasi pemuda," kata Emil di Surabaya, Jumat (29/10).
Emil juga berharap, para mahasiswa selaku pemuda dapat menjadi agen perubahan bangsa. Kondisi tersebut bercermin dari peristiwa-peristiwa sejarah dimana mahasiswa menjadi penggerak dan pelopor utamanya.
"Tetapi perlu diingat, bahwa energi ini tidak selalu untuk melawan rezim. Yang harus digarisbawahi adalah, bagaimana pemuda bisa membuat perubahan bagi bangsa dan negara," ujarnya.
Emil mengatakan, dengan mencontoh perjuangan pemuda Indonesia di masa perjuangan kemerdekaan, mahasiswa selaku pemuda masa kini harus berani melawan arus-arus yang salah. Emil menjelaskan, langkah awal yang dapat dilakukan mahasiswa salah satunya adalah mengedukasi publik tentang bagaimana melakukan pilihan politik yang baik.
Menurutnya, hal itu dapat menjadi upaya untuk menghindarkan masyarakat dari hoaks yang rentan beredar dan memecah persatuan, serta kecenderungan terhadap radikalisasi dan sikap apatisme. Edukasi terhadap masyarakat bahkan dirasanya bisa menjadi kurikulum dalam program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Mahasiswa bisa melakukan pembelajaran di luar kampus dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat terkait hoaks dan ekstremisme," ujarnya.
Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan pemuda, menurutnya adalah dengan menjelaskan soal keberagaman dan perbedaan terhadap masyaralat. Ia mengingatkan, ekstremisme dan hoaks muncul karena tidak bisa menerima perbedaan. Hal itu dirasanya bisa memecahbelah persatuan Indonesia, dan memicu munculnya apatisme.
Emil menekankan, Indonesia adalah negara demokrasi yang budayanya beragam. Oleh karenanya, persatuan dan pengetahuan politik menjadi dua hal penting untuk menghindarkan masyarakat, terutama pemuda, dari apatisme.
"Ada banyak misinformasi yang menimbulkan apatisme masyarakat. Kami dari Pemprov Jatim berharap, mahasiswa di Jatim dapat berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat," kata dia.