Jumat 29 Oct 2021 17:06 WIB

Pengembala yang Melindungi Nabi Muhammad

Pengembala pandai menghilangkan jejak bantuan kepada Nabi Muhammad.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Pengembala yang Melindungi Nabi Muhammad. Foto: Gua Tsur, Makkah
Foto: google.com
Pengembala yang Melindungi Nabi Muhammad. Foto: Gua Tsur, Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Setelah berhasil lolos dari kepungan pemuda kaum Quraisy yang akan membunuh, Nabi Muhammad menuju Gua Tsur untuk bersembunyi sebelum menuju Madinah. Selama persembunyiaan itu Nabi Muhammad SAW yang ditemani Abu Bakar mendapat  kiriman logistik dari keluarganya Abu Bakar yang belum hijrah ke Madinah dan Amir bin Fuhaira yang pandai menghilangkan jejak persembunyiaan Nabi Muhammad dan Abu Bakar.

Husen Haekal dalam Sejarah Muhammad mengatakan, keluarga Abu Bakar yang belum hijrah ke Madinah itu di antaranya  Abdullah bin Abu Bakar, dan kedua orang puterinya Aisyah dan Asma, serta pembantu mereka Amir bin Fuhaira. Tugas Abdullah hari-hari berada di tengah-tengah Quraisy sambil mendengar-dengarkan permufakatan mereka terhadap Muhammad.

Baca Juga

"Hasil ngupingnya itu Abdullah sampaikan pada malam harinya kepada Nabi dan kepada ayahnya," katanya.

Sedang Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakar sampai sore untuk diistirahatkan, kemudian mereka memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah bin Abu Bakar keluar kembali dari tempat mereka, datang Amir mengikutinya dengan kambingnya.

"Tujuannya guna menghapus jejaknya," katanya.

Kedua orang itu tinggal dalam gua selama tiga hari. Sementara itu pihak Quraisy berusaha sungguh-sungguh mencari mereka tanpa mengenal lelah. Betapa tidak, mereka melihat bahaya sangat mengancam mereka kalau mereka tidak berhasil menyusul Muhammad dan mencegahnya berhubungan dengan pihak Yathrib.

"Selama kedua orang itu berada dalam gua, tiada hentinya Muhammad menyebut nama Allah. KepadaNya ia menyerahkan nasibnya itu dan memang kepadaNya pula segala persoalan akan kembali," katanya.

Dalam pada itu Abu Bakar memasang telinga. Ia ingin mengetahui adakah orang-orang yang sedang mengikuti jejak mereka itu sudah berhasil juga. Kemudian pemuda-pemuda Quraisy yang dari setiap kelompok di ambil seorang itu datang. 

"Mereka membawa pedang dan tongkat sambil mundar-mandir mencari ke segenap penjuru," katanya.

Tidak jauh dari gua Tsur itu mereka bertemu dengan seorang gembala, yang lalu ditanya.

“Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”

Ketika mendengar jawaban gembala itu Abu Bakar keringatan. Kuatir ia, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Dia menahan napas tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Tuhan.

Lalu orang-orang Quraisy datang menaiki gua itu, tapi kemudian ada yang turun lagi. “Kenapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?” tanya kawan-kawannya.

“Ada sarang laba-laba di tempat itu, yang memang sudah ada sejak sebelum Muhammad lahir,” jawabnya. “Saya melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua itu. Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana.”

Muhammad makin sungguh-sungguh berdoa dan Abu Bakar juga makin ketakutan. Ia merapatkan diri kepada kawannya itu dan Muhammad berbisik di telinganya.

“Jangan bersedih hati. Tuhan bersama kita.”

Dalam buku-buku hadits ada juga sumber yang menyebutkan, bahwa setelah terasa oleh Abu Bakar bahwa mereka yang mencari itu sudah mendekat ia berkata dengan berbisik:

“Kalau mereka ada yang menengok ke bawah pasti akan melihat kita.”

“Abu Bakar, kalau kau menduga bahwa kita hanya berdua, ketiganya adalah Tuhan,” kata Muhammad.

Orang-orang Quraisy makin yakin bahwa dalam gua itu tak ada manusia tatkala dilihatnya ada cabang pohon yang terkulai di mulut gua. Tak ada jalan orang akan dapat masuk ke dalamnya tanpa menghalau dahan-dahan itu. Ketika itulah mereka lalu surut kembali. 

"Kedua orang bersembunyi itu mendengar seruan mereka supaya kembali ke tempat semula," katanya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement