REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan kenaikan laba bersih 152,2 persen pada kuartal III 2021 menjadi sebesar Rp 1,47 triliun. Laba tersebut didukung peningkatan pendapatan sebesar 35 persen dari Rp13,32 triliun pada 2020 menjadi Rp 18,01 triliun (yoy).
Investor Relations PT Astra Agro Lestari Tbk, Fenny Sofyan menyampaikan, faktor pendorong peningkatan kinerja keuangan perusahaan karena faktor supply dan demand. Ekonomi dunia yang mulai pulih telah meningkatkan demand terhadap kelapa sawit dan turunannya.
"Harga sawit dan turunannya yang terus tinggi juga menjadi faktor yang cukup signifikan terutama dari sisi penjualan," katanya dikutip dalam keterangan, Jumat (29/10).
Laba operasional tercatat naik 143 persen (yoy) menjadi Rp 2,67 triliun. Pendapatan ditopang meningkatnya penjualan Olein sebesar 23 persen, Stearin sebesar 29 persen, dan PFAD sebesar 41 persen.
Sedangkan CPO dan RBDPO mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 33,6 persen. Dari sisi produksi, Astra Agro mencatatkan penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 1,1 persen dari 3,39 juta ton pada tahun 2020, menjadi 3,35 juta ton pada tahun ini.
Berbanding terbalik, produksi CPO naik dari 1,03 juta ton menjadi 1,14 juta ton atau 10,2 persen. Sejalan dengan CPO, produksi Olein dan Kernel naik masing-masing sebesar 20,9 persen dan 10,6 persen.
Saat ini Astra Agro juga fokus pada program kemitraan dengan petani kelapa sawit. Menurut Fenny, saat ini pasokan TBS dari petani mitra mencapai 43 persen dari total TBS olah Perseroan.
Selain faktor-faktor tersebut, penerapan protokol kesehatan yang ketat membantu operasional perkebunan Astra Agro tetap berjalan dengan baik meski situasi tengah pandemi Covid-19. "Pelaksanaan prokes yang ketat menjamin operasional di semua perkebunan Perseroan berjalan dengan lancar," katanya.