REPUBLIKA.CO.ID,MAJALENGKA -- Pelajar Madrasah Aliyah (MA) Putri PUI Talaga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat berhasil meraih Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-53 Bidang Ilmu Pengatahuan Teknik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dua siswi yang berhasil meraih prestasi tersebut yakni Zulfa Siti Zakia dan Intan Nurmala dengan judul "Model Dinamika Penyebaran Covid-19 pada Populasi tak Konstan dengan Pengaruh Vaksinasi".
Karya tulis ilmiah ini berangkat dari kegelisahan Zulfa dan Intan dengan penyebaran Covid-19 pada saat menjelang mudik dan Lebaran 2021. Oleh karena itu, Zulfa dan Intan yang dibimbing oleh Pembina KIR MA Putri PUI Talaga, Mirda Prisma Wijayanto, MSi dan mentor dari Badan Riset dan Inovasi Nasonal, Dr Albertus Sulaiman memecahkan solusi model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) untuk memprediksi penyebaran Covid-19 gelombang ketiga.
"Dalam penelitian ini kami memecahkan persamaan diferensial orde 3 dari model SIR, sehingga didapkan solusi semi-eksak untuk memprediksi penyebaran Covid-19 di Indonesia akibat pengaruh migrasi, vaksinasi dan varian," kata Zulfa, Jumat (29/10).
Zulfa siswi kelas 11 ini melakukan pengembangan perhitungan kalkulus secara manual untuk bisa memecahkan persamaan matematika modifikasi model SIR yang belum berhasil dipecahkan di Tanah Air. "Model SIR adalah model dasar yang digunakan untuk mempelajari perilaku penyakit menular," kata Zulfa.
Intan menambahkan bahwa tantangan penelitan ini adalah harus bekerja keras untuk membedah jurnal ilmiah bereputasi, belajar kalkulus dan komputasi Matlab karena materi tersebut tidak diajarkan di sekolah pada umumnya. "Banyak ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan selama melakukan riset untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja BRIN ini," ujar Intan.
Selain Zulfa dan Intan, ada Ina Marlina dan Yukeu Nurhasanah, siswi Madrasah Aliyah (MA) Putri PUI Talaga yang mendapatkan Juara 3 Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-53 Bidang Ilmu Pengatahuan Kebumian dan Kelautan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pembina KIR MA Putri PUI Talaga, Mirda Prisma Wijayanto, MSi mengatakan keterbatasan fasilitas laboratorium bagi pelajar dan sekolah yang ada di daerah tidak membatasi kreatifitas dan inovasi untuk terus berkaya bagi Indonesia. "Bahkan penelitian ini tidak mengeluarkan biaya sama sekali," ujar Prisma yang tengah menempuh Studi Doktoral Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Dari prestasi yang telah diraih ini, Prisma berharap kedepannya lebih banyak karya bidang teori dan komputasi yang dikembangkan para pelajar di daerah, khusus di Madrasah Aliyah (MA) Putri PUI Talaga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. "Tentunya kami membutuhkan dukungan dari semua pihak," ujarnya.
Prisma berharap hasil penelitian dan inovasi para pelajar ini dapan menjadi bahan literasi ilmiah yang dapat menjadi rekomendasi untuk pengambilan kebijakan Pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mengurangi penyebaran Covid-19. "Kami memberikan beberapa skenario yang berguna bagi pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran Covid-19 gelombang ketiga," ujarnya.
Kepala Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Putri PUI Talaga, Jajang Pradesa, SAg mengatakan para siswi di sekolah ini mulai diperkenalkan dengan dunia sains dan penelitian ini sejak dibentuknya Tim Bimbingan Belajar. Semula Tim Bimbingan Belajar ini untuk membantu para siswa untuk masuk ke perguruan tinggi, namun pada perkembangannya mereka tertarik untuk mengikuti Olimpiade Kompetisi Sains Nasional dan juga mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh BRIN dan Pusat Prestasi Nasional. "Alhamdulillah, tahun ini kami berhasil meraih juara 1 dan 3 pada Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional," ujarnya.
Jajang berharap prestasi ini dapat dipertahankan terus melalui bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. "Tim bimbingan belajar ini bisa menjembatani kami untuk meraih prestasi," katanya.
Ketua Komite Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Putri PUI Talaga Letkol (Purn) HM Damhuri mengapresiasi prestasi yang diraih oleh para siswi. Dia berharap prestasi yang membanggakan ini terus dipertahankan dan bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa, terutama di masa pandemi Covid-19. Damhuri mengatakan sekolah berbasis karakter dan akhlak ini dapat melahirkan para peneliti yang berkarakter. "Sekolah di sini gratis karena setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan," katanya.