Jumat 29 Oct 2021 16:00 WIB

Taman Nasional Gunung Ciremai Miliki Penghuni Baru

Balai TNGC melakukan lepasliar satwa Elang Brontok, Elang Ular Bido dan Kucing Hutan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan.
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Kabupaten Kuningan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang terletak di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, merupakan kawasan hutan konservasi yang menjadi habitat bagi satwa liar. Di antaranya adalah elang dan kucing hutan. Kini, kedua jenis satwa yang sebelumnya telah mendiami gunung tersebut, bertambah jumlahnya.

Penambahan satwa itu terjadi setelah Balai TNGC melakukan lepasliar satwa Elang Brontok, Elang Ular Bido dan Kucing Hutan. Kegiatan pelepasliaran tersebut dilaksanakan di Blok Argalingga SPTN Wilayah II Majalengka, tepat saat peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10).

 

photo
Seekor burung Elang Brontok berada di pohon usai dilepaskan dan dikembalikan ke habitatnya. - (Antara/Muhammad Arif Pribadi)

Satwa yang dilepasliarkan itu merupakan hasil serahan masyarakat kepada Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat (BBKSDA Jawa Barat), sejak 16 Juli 2018 hingga 16 Agustus 2020. Satwa-satwa tersebut sebelumnya dititipkan melalui PPS Cikananga.

Adapun jumlah satwa yang dilepasliarkan itu, yakni Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) sebanyak dua ekor, dengan nama Floyd dan Thor. Selain itu, Elang Ular Bido (Spilornis cheela) sebanyak dua ekor, dengan nama Maya dan Darwin serta kucing hutan (Felis bengalensis) sebanyak tiga ekor, dengan nama Leo, Suka dan Nemo. Satwa-satwa liar tersebut sebelumnya telah melalui masa rehabilitasi dan habituasi selama satu sampai tiga tahun.

Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) dan Elang Ular Bido (Spilornis cheela) merupakan jenis keluarga elang yang memiliki peranan penting sebagai salah satu “top predator” atau pemangsa tingkat puncak penghuni kawasan TNGC. Jenis elang itu kerap ditemukan pada kawasan TNGC, yang juga menjadi site monitoring Elang Jawa.

"Site monitoring sebanyak sepuluh lokasi. Yakni, enam lokasi berada di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan dan empat lokasi berada di SPTN Wilayah II Majalengka," ujar Koordinator Tim Monitoring Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Iwan Sunandi.

Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Silvia Lucyanti, menyebutkan, pada 2021, perjumpaan jumlah Elang Brontok di kawasan TNGC sebanyak 18 individu dan Elang Ular Bido sebanyak 25 individu. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2020, dimana jumlah perjumpaan Elang Brontok sebanyak 19 individu dan Elang Ular Bido sebanyak 29 individu.

"Dengan akehadiran individu baru, diharapkan adanya percepatan pertambahan jumlah individu jenis Elang brontok dan Elang Ular Bido di kawasan TNGC," kata Silvia.

Kepala Balai TNGC, Teguh Setiawan, menambahkan, adanya peningkatan populasi jenis elang di kawasan TNGC menunjukkan kualitas ekosistem TNGC dalam keadaan yang baik. "Dengan semangat Sumpah Pemuda, kami mengajak generasi muda untuk lebih sadar dan peduli terhadap keberadaan satwa liar, terutama yang berada di kawasan hutan konservasi," tukas Teguh.

Selain Elang Brontok dan Elang Ular Bido, Kucing Hutan (Felis bengalensis), yang dilepasliarkan juga memiliki arti penting. Mamalia tersebut memiliki peran penting dalam rantai makanan ekosistem kawasan hutan.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno, mengungkapkan, elang dan kucing hutan merupakan satwa dilindungi yang masuk dalam kategori endangered species.

"Satwa-satwa itu  memerlukan perhatian kita bersama untuk menjaga habitatnya terutama kelestarian kawasan konservasi," cetus Sutrisno.

Kapolres Majalengka, AKBP Edwin Affandi, berharap, satwa-satwa tersebut dapat beradaptasi dan menjadi bagian dari kesatuan ekosistemnya di Buper Panten Argalingga Argapura. Pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian yang dilakukan Balai TNGC.

"Mari kita tingkatkan upaya pengamanan dan perlindungan terhadap kawasan TNGC," tandas Edwin. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement