Sabtu 30 Oct 2021 00:55 WIB

Gelar IPO, Widodo Makmur Perkasa Bidik Dana Rp 1,83 T

Dana hasil IPO akan digunakan untuk membangun fasilitas peternakan terintegrasi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/9). PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) melangsungkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/wsj.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/9). PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) melangsungkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) melangsungkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Perusahaan peternakan terintegrasi ini akan melepas sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham atau setara 25 persen saham. 

Perseroan akan menawarkan saham-saham tersebut kepada investor domestik dan internasional. Dengan mematok harga penawaran antara Rp 160-Rp 220 per saham, WMP menargetkan dana segar dari IPO ini sebanyak-banyaknya Rp 1,83 triliun.

WMP menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai joint lead underwriters (JLU). Sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) saham WMP berlangsung pada 27 Oktober - 9 November 2021. 

Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 18 November 2021. Selanjutnya, penawaran umum akan dilaksanakan pada 22-24 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 26 November 2021.

Direktur BRI Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing menjelaskan WMP akan menggunakan sekitar 11,43 persen dana hasil IPO untuk membiayai pengembangan kerja sama operasi (Joint Operation) export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia. 

"Perseroan juga mengalokasikan sekitar 19,05 persen untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatera, Sulawesi dan Papua," kata Boumediene, dikutip Jumat (29/10).

Selain itu, sekitar 19,05 persen akan dipakai untuk penyertaan modal ke anak perusahaan. Lalu sekitar 17,90 persen dialokasikan untuk membayar utang bank. Sedangkan sisanya 32,57 persen dialokasikan sebagai modal kerja grup, terutama untuk pembelian bahan baku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement