REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Patrice Evra berkesempatan menceritakan pengalamannya selama berkostum Juventus. Ia memperkuat Juve, kurang dari tiga tahun.
Tepatnya dari dari Juli 2014 hingga Desember 2016. Meski terbilang singkat, Evra lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pemain inti di Bianconeri. Ia mengetahui dengan jelas budaya si Nyonya Tua.
Menurutnya, Juventus adalah klub yang mengutamakan kerja keras. Secara pribadi ia pun demikian. Namun Juve dinilai terlalu mengedepankan aspek tersebut. Evra merasa hal tersebut justru memunculkan rasa tidak aman.
"Mereka berpikir, mereka tidak akan menang, jika tidak berlatih dengan sungguh-sungguh," kata tokoh 40 tahun ini kepada La Repubblica, dikutip dari Football Italia, Sabtu (30/10).
Pada musim pertamanya di klub raksasa Turin, Evra bermain di final Liga Champions. Si Nyonya Tua ditaklukkan Barcelona. Pria Prancis itu meyakini timnya bisa menang andai tak mengalami kelelahan mental dan fisik dalam persiapan menuju partai puncak.
Bahkan ketika berada di dalam bus, semua menunjukkan keseriusan. Rekan-rekannya menonton ulasan olahraga di Sky Sports dan membaca surat kabar. Evra kurang sepakat dengan situasi seperti itu.
"Saya katakan pada mereka, 'Teman-teman, Anda tidak bisa memikirkan sepak bola sepanjang waktu, atau Anda akan kehilangan kesenangan untuk bermain'," ujar Evra.
Pada kesempatan serupa, legenda hidup Manchester United ini menjelaskan alasan Cristiano Ronaldo meninggalkan Juventus. Evra adalah teman dekat Ronaldo. Saat ini CR7 sudah kembali ke Manchester United.
Menurut Evra, rekannya itu membutukan cinta dan rasa hormat. Ronaldo menjadi kambing hitam atas hasil buruk si Nyonya Tua.
"Banyak yang lupa, tidak mudah untuk menang di Serie A Italia. Target Agnelli adalah memenangkan scudetto setiap tahun, bukan Liga Champions," ujar pemilik 81 caps timnas Prancis ini.
Berikutnya, kata-kata Massimiliano Allegri dinilai berperan membuat CR7 hengkang. Sebelumnya dalam sebuah wawancara, Allegri menegaskan, Ronaldo tidak mungkin diturunkan di setiap pertandingan.
Menurut Evra, seharusnya dirahasiakan saja. Sebab sang penyerang mudah terpengaruh akan hal-hal seperti itu.