Polisi Ungkap Penyebab Kematian Mahasiswa UNS
Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi sekretariat Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa atau Menwa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (26/10) ditutup setelah kejadian meninggalnya mahasiswa saat mengikuti Diklatsar pada Ahad (24/10). | Foto: Republika/binti sholikah
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Polresta Solo mengungkap penyebab kematian mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa atau dikenal sebagai Resimen Mahasiswa (Menwa) pada Ahad (24/10) pukul 22.02 WIB. Mahasiswa meninggal diduga karena kekerasan.
Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan hasil autopsi jenazah yang diterima Tim Penyidik Satreskrim Polresta Solo dari Rumah Sakit Bhayangkara Semarang Biddokkes Polda Jateng pada Jumat (29/10) pukul 11.00 WIB.
Proses autopsi jenazah korban berinisial GE tersebut telah dilaksanakan pada Senin (25/10) pukul 12.45-14.45 WIB oleh tim Kedokteran Forensik RSUD dr Moewardi didampingi tim Biddokkes Polda Jawa Tengah.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, mengatakan, dari hasil autopsi tersebut disimpulkan penyebab kematian karena luka akibat kekerasan dengan benda tumpul yang menyebabkan mati lemas.
"Jadi benar bahwa telah terjadi kekerasan yang menyebabkan luka dan kemudian mengakibatkan mati lemas pada korban," kata Kapolresta kepada wartawan, Jumat (29/10).
Berangkat dari hasil autopsi tersebut, lanjutnya, Tim Penyidik Polresta Solo akan kembali melakukan rangkaian kegiatan penyidikan untuk meminta keterangan ahli yang terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan autopsi dari Tim Kedokteran Forensik.
"Penyidikan masih berjalan, namun kesimpulan dari tim Kedokteran Forensik menyimpulkan bahwa penyebab kematian adalah luka akibat kekerasan benda tumpul yang menyebabkan mati lemas," imbuhnya.