Sabtu 30 Oct 2021 15:42 WIB

Disbud DKI Evakuasi Batu Penggilingan Tebu Abad ke-18

Produksi gula di Batavia dilakukan orang China yang bermukim di wilayah Pecinan.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana (paling depan).
Foto: Dok Kometa
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana (paling depan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kebudayaan DKI Jakarta bersama Pusat Konservasi Cagar Budaya mengevakuasi batu penggilingan tebu untuk produksi gula. Batu peninggalan abad ke-18 ditemukan di trotoar Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

"Ini merupakan upaya perlindungan dan penyelamatan agar objek lebih terlindungi, karena selama ini berada di trotoar jalan yang rentan rusak, baik karena cuaca atau tindakan vandalisme," kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, di Jakarta, Sabtu (30/10).

Iwan menjelaskan, objek diduga cagar budaya (ODCB) itu dievakuasi ke Balai Budaya Condet agar pengawasannya lebih optimal. Dia menambahkan, selain ditemukan di Jalan TB Simatupang, ODCB batu penggilingan juga ditemukan di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, dan Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

Di Kelurahan Penggilingan, kata Iwan, ditemukan lima batu penggilingan dan temuan itu akan dikonservasi melalui pembersihan serta beberapa perbaikan bagian objek yang mengalami kerusakan.

Selain ditempatkan di Balai Budaya Condet, saat ini salah satu batu penggilingan lain juga berada di Museum Sejarah Jakarta. Dikatakan Iwan, batu penggilingan ini merupakan alat pengolah tebu yang diperkirakan digunakan pada abad ke-17 dan 18. "Pada masa itu, gula menjadi salah satu komoditas penting untuk perdagangan di dunia," katanya.

Batavia adalah salah satu daerah penghasil gula, di mana hasilnya diekspor ke China dan Jepang. Produksi gula di Batavia dilakukan orang China yang bermukim di wilayah Pecinan.

Menyadari produksi gula memberikan keuntungan, Kongsi Dagang VOC akhirnya membuat ketetapan bahwa gula di Batavia wajib dijual kepada VOC, tidak boleh diperjualbelikan kepada pihak lain. 

Iwan menambahkan, pada 1710 merupakan puncak kejayaan produksi gula di Batavia dengan 130 pabrik pembuat gula yang dimiliki oleh orang China, dengan sebagian besar berada di sekitar Sungai Ciliwung. Namun, setelahnya, produksi gula mengalami penurunan yang ditandai dengan berkurangnya pabrik gula hingga pada 1786, hanya terdapat 44 pabrik gula.

Asal usul nama Kampung Penggilingan juga berasal dari batu penggilingan tersebut. Ini karena dulunya nama kampung itu adalah Kampung Cakung yang terkenal dengan sebutan Kampung Gula.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan kerja sama Sudin Bina Marga Jakarta Timur, Sudin Penanggulangan Kebakaran Jakarta Timur, Kelurahan Gedong, dan pihak-pihak terkait, sehingga proses evakuasi dapat berjalan lancar," ujar Iwan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement