Sabtu 30 Oct 2021 21:08 WIB

Anak Bahagia Sekolah Tatap Muka Seiring Menurunnya Covid-19

Indonesia mulai masuki status sebagai negara zona hijau Covid-19.

Rep: Mabruroh/ Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Subarkah
Sejumlah murid mencuci tangannya menggunakan cairan antiseptik pembersih tangan sebelum memasuki ruang kelas saat hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Ar Rafi, Jalan Sekejati, Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (8/9). Pemerintah Kota Bandung kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di 330 sekolah yang meliputi PAUD/TK, SD, SMP dan SMA dengan menerapkan protokol kesehatan ketat serta membatasi jumlah murid sebanyak 50 persen dari kapasitas kelas dan sisanya mengikuti pembelajaran secara daring. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah murid mencuci tangannya menggunakan cairan antiseptik pembersih tangan sebelum memasuki ruang kelas saat hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Ar Rafi, Jalan Sekejati, Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (8/9). Pemerintah Kota Bandung kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di 330 sekolah yang meliputi PAUD/TK, SD, SMP dan SMA dengan menerapkan protokol kesehatan ketat serta membatasi jumlah murid sebanyak 50 persen dari kapasitas kelas dan sisanya mengikuti pembelajaran secara daring. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI -PGRI), Farida Yusuf mengatakan, mendapatkan laporan dari sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) bahwa anak-anak kini merasa senang dapat kembali belajar dan bermain di sekolah, meskipun masih terbatas. Farida berharap, dalam waktu dekat pembelajaran tatap muka bisa dilakukan secara penuh sehingga kebahagiaan anak-anak PAUD menjadi lebih lengkap.

"Selama PJJ kemarin kita tidak bisa menafikkan bahwa anak-anak kurang mendapat kebebasan untuk dia bisa berada di luar, dengan dibukanya tatap muka terbatas ini menolong anak-anak bergembira kembali, mereka jadi senang dan ingin bersekolah setiap hari," kata Farida dalam zoom Rapat Kerja Bunda PAUD Nasional, Sabtu (30/10).

Menurut Farida, peran guru di sekolah tidak bisa digantikan oleh orang tua sepenuhnya. Apalagi jika orangtua tersebut memiliki anak yang lebih dari satu, ditambah lagi mereka juga harus bekerja dari rumah akibat pandemi Covid-19 ini. Maka tidak heran bila anak-anak begitu senang ketika sekolah tatap muka secara terbatas ini dibuka.

Farida mengaku bersyukur, kementerian telah memusatkan perhatian mereka pada anak-anak PAUD ini sebagai anak-anak bangsa. Yang kelak, sambungnya, 30 tahun yang akan datang, mereka mungkin akan menjadi pemimpin yang benar-benar matang dan juga berkarakter baik. 

"Mari kita bekerja sama bagaimana anak yang kita didik ini memiliki karakter baik, perilaku baik, dan guru-guru juga agar selalu memberikan hal-hal terbaik, apalagi adanya lingkungan belajar berkualitas, kita akan mencapai PAUD berkualitas, jadi tentunya bukan PAUD yang asal keluar tetapi benar-benar berkualitas," ujarnya.

Kasus Covid-19 Terus Membaik, Indonesia Masuk Zona Hijau

Sementara itu kabar baik datang dari Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro. Dia  mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini terus menunjukan perbaikan, baik di tingkat nasional maupun provinsi. 

 

Secara umum terjadi penurunan tren kasus baru mingguan di Indonesia sebesar 23 persen dan penurunan jumlah kematian sebesar 16 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

“Sampai saat ini lebih dari 4 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19, namun 96,3 persen dinyatakan sembuh dan kasus aktif Indonesia berada di tingkat di bawah 1 persen,” ujar Reisa saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Prestasi tersebut menjadikan Indonesia masuk ke dalam wilayah hijau atau green zone oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau US CDC di Atlanta. Zona hijau merupakan sebuah kategori untuk negara dengan insiden Covid-19 yang rendah dan aman untuk dikunjungi.

“Oleh karena itu, CDC meminta pelancong dari Amerika yang akan ke Indonesia sudah divaksinasi lengkap sebelum bepergian ke Indonesia,” lanjut Reisa.

Di sisi lain, kasus harian di Eropa kini hampir mencapai 100 ribu kasus per hari dan di Amerika Serikat mencapai lebih dari 70 ribu. Menurut Reisa, pandemi tidak akan berakhir di Indonesia jika tidak berakhir di seluruh dunia.

“Kita harus tetap mendoakan agar situasi di negara lain akan segera membaik, karena pandemi tidak akan berakhir di Indonesia kalau tidak berakhir di seluruh dunia,” ujar dia.

Reisa juga menyampaikan, di panggung global, Presiden Jokowi akan menyerukan ajakan untuk pulih bersama dan pulih untuk menjadi lebih kuat.

“Sebagai Ketua G20 setahun ke depan, Presiden mengajak semua negara maju bekerja bersama memastikan akses terhadap vaksin Covid-19 merata dan memerangi Covid-19 bersama-sama, dan juga memastikan perawatan dan pencegahan dilakukan oleh semua,” jelas Reisa.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya