Sabtu 30 Oct 2021 23:21 WIB

Anak-Anak PAUD Bahagia Sekolah Tatap Muka Terbatas Dibuka

IGTKI bersyukur Kemendikbudristek fokus pada tatap muka terbatas PAUD

Rep: Mabruroh/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah siswa TK penyandang difabel mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Sekolah Tunarungu Sushrusa, Denpasar, Bali.  Ketua Umum Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI -PGRI), Farida Yusuf mengatakan, mendapatkan laporan dari sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) bahwa anak-anak kini merasa senang dapat kembali belajar dan bermain di sekolah, meskipun masih terbatas.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah siswa TK penyandang difabel mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Sekolah Tunarungu Sushrusa, Denpasar, Bali. Ketua Umum Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI -PGRI), Farida Yusuf mengatakan, mendapatkan laporan dari sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) bahwa anak-anak kini merasa senang dapat kembali belajar dan bermain di sekolah, meskipun masih terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI -PGRI), Farida Yusuf mengatakan, mendapatkan laporan dari sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) bahwa anak-anak kini merasa senang dapat kembali belajar dan bermain di sekolah, meskipun masih terbatas.

Farida berharap, dalam waktu dekat pembelajaran tatap muka bisa dilakukan secara penuh sehingga kebahagiaan anak-anak PAUD menjadi lebih lengkap.

"Selama PJJ kemarin kita tidak bisa menafikkan bahwa anak-anak kurang mendapat kebebasan untuk dia bisa berada di luar, dengan dibukanya tatap muka terbatas ini menolong anak-anak bergembira kembali, mereka jadi senang dan ingin bersekolah setiap hari," kata Farida dalam zoom Rapat Kerja Bunda PAUD Nasional, Sabtu (30/10).

Menurut Farida, peran guru di sekolah tidak bisa digantikan oleh orang tua sepenuhnya. Apalagi jika orangtua tersebut memiliki anak yang lebih dari satu, ditambah lagi mereka juga harus bekerja dari rumah akibat pandemi Covid-19 ini. Maka tidak heran bila anak-anak begitu senang ketika sekolah tatap muka secara terbatas ini dibuka.

Farida mengaku bersyukur, kementerian telah memusatkan perhatian mereka pada anak-anak PAUD ini sebagai anak-anak bangsa. Yang kelak, sambungnya, 30 tahun yang akan datang, mereka mungkin akan menjadi pemimpin yang benar-benar matang dan juga berkarakter baik. 

"Mari kita bekerja sama bagaimana anak yang kita didik ini memiliki karakter baik, perilaku baik, dan guru-guru juga agar selalu memberikan hal-hal terbaik, apalagi adanya lingkungan belajar berkualitas, kita akan mencapai PAUD berkualitas, jadi tentunya bukan PAUD yang asal keluar tetapi benar-benar berkualitas," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement