REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1.000 rumah yang ada di 14 desa di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar), terendam banjir akibat luapan Sungai Kapuas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau telah mendirikan posko pengungsian dan menyalurkan bantuan logistik bagi warga yang tetap bertahan di rumah.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bencana ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Kapuas pada Senin (25/10) pukul 05.00 WIB. Per Sabtu (30/10) siang, banjir setinggi 10 - 50 sentimeter merendam sekitar 1.000 rumah di sana.
"Banjir ini berdampak terhadap 1.166 kepala keluarga (KK) atau 4.112 jiwa," ungkap Abdul dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (30/10).
Abdul menerangkan, banjir itu melanda 14 desa di lima kecamatan. Rinciannya, Desa Kuala Rosan di Kecamatan Meliau; Desa Melungai, Desa Pedalaman, Desa Kawat, Desa Pulau Tayan Utara di Kecamatan Tayan Hilir, dan Desa Balai Sebut di Kecamatan Jangkang.
Kemudian Desa Inggis, Desa Kedukul, Desa Semuntai di Kecamatan Mukok; dan Desa Penyeladi Hilir, Desa Semerangkai, Kelurahan Tanjung Sekayam, Kelurahan Beringin, Kelurahan Tanjung Kapuas di Kecamatan Kapuas.
Abdul menyebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau telah mendirikannya posko pengungsian di beberapa titik, tapi warga memilih bertahan di rumah masing-masing. Alhasil, BPBD dan tim gabungan mendistribusikan logistik ke setiap rumah warga terdampak.
BPBD dan warga setempat harus terus siaga. Sebab, kata Abdul, Kabupaten Sanggau berpotensi dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG. Adapun berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Senggau merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi.