Ahad 31 Oct 2021 12:47 WIB

Militer Myanmar Dituding Sebabkan Kebakaran 160 Bangunan

Di antara bangunan-bangunan yang terbakar, dua di antaranya adalah gereja

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Kendaraan pemadam kebakaran melintasi bangunan yang terbakar di Myanmar. Militer Myanmar dituding menyebabkan kebakaran 160 bangunan. Ilustrasi.
Foto: (AP/Gemunu Amarasinghe).
Kendaraan pemadam kebakaran melintasi bangunan yang terbakar di Myanmar. Militer Myanmar dituding menyebabkan kebakaran 160 bangunan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON – Lebih dari 160 bangunan di kota Thantlang, Myanmar hancur akibat kebakaran. Insiden itu dilaporkan terjadi akibat adanya serangkaian tembakan oleh pasukan pemerintah.

Di antara bangunan-bangunan yang terbakar, dua di antaranya adalah gereja. Thantlang, yang terletak di Negara Bagian Chin, sebagian besar telah ditinggalkan penduduknya. Mereka mengungsi karena sebelumnya pasukan pemerintah sudah pernah menyerang daerah tersebut. Masyarakat di sana memang telah melakukan perlawanan keras terhadap kekuasaan militer Myanmar.

Baca Juga

Terkait kebakaran terbaru, belum ada laporan tentang korban jiwa. Organisasi Save the Children mengatakan kantornya turut dilalap api. Menurut mereka, gedungnya sengaja dibakar. “Kehancuran yang disebabkan oleh kekerasan ini sama sekali tidak masuk akal. Tidak hanya merusak salah satu kantor kami, itu berisiko menghancurkan seluruh kota dan rumah ribuan keluarga dan anak-anak,” katanya pada Sabtu (30/10).

The Chin Human Rights Organization (CHRO) mengungkapkan kebakaran di Thantlang yang terjadi sejak Jumat telah mereda pada Sabtu pagi. Menurut perkiraan mereka, sekitar 200 rumah hancur. “Sebagian besar bangunan di jalan utama, yang memiliki kios-kios toko dan segala macam bisnis, telah hancur. Tidak ada yang tersisa untuk diselamatkan,” ujar Wakil Direktur CHRO Salai Za Uk Ling.

Ia menduga kebakaran itu terjadi bukan karena insiden tapi akibat aksi yang disengaja. “Cara api menyala menunjukkan itu bukan hanya tembakan roket pembakar tetapi juga dengan sengaja membakar rumah dan bangunan secara manual,” ucapnya.

Terkait kebakaran di Thantlang, juru bicara pemerintah Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengatakan hal itu bermula ketiga anggota People’s Defense Forces (PDF), sebuah milisi lokal, melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan. Menurut Zaw Min Tun, para milisi bersembunyi  dan berlindung di rumah-rumah warga.

Zaw Min Tun meyakini sebelum para milisi melarikan diri mereka membakar rumah-rumah yang menjadi tempat persembunyiannya. Pemadam kebakaran sulit menjangkau daerah tersebut karena Hakha, sebuah jembatan yang menghubungkan kota-kota, telah diledakkan pada 21 Oktober.

“Tidak perlu dikatakan siapa yang meledakkan jembatan. Video-video ini dapat ditemukan di media penghancur negara,” kata Zaw Min Thin merujuk pada video yang beredar luas di media sosial yang menunjukkan beberapa bahan peledak diledakkan pada rentang tersebut. Dia menggambarkan urutan peristiwa sebagai "plot yang disengaja”.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement