REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Pakistan mengecam keras perusakan (vandalisme) terhadap sejumlah masjid dan properti Muslim oleh oknum massa Hindu radikal di negara bagian Tripura di timur laut India.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Jumat (29/10) mengatakan bahwa pihak berwenang India gagal melindungi Muslim. Pihaknya juga menuduh New Delhi tidak membantu mereka meskipun ada seruan berulang kali oleh organisasi Muslim setempat.
"Sangat disayangkan bahwa gabungan BJP-RSS yang dipimpin Hindutva memiliki rekam jejak melakukan pembantaian dan pelanggaran hak asasi manusia sistemik terhadap umat Islam di bawah pengawasannya, dari Gujarat pada 2002 hingga New Delhi pada 2020," kata juru bicara Kemenlu Pakistan, Asim Iftikhar Ahmad, dilansir di Anadolu Agency, Ahad (31/10).
Pernyataan tersebut juga mengecam India karena memberikan sedikit ruang bagi minoritas dan cara hidup mereka. Islamabad mendesak masyarakat dunia untuk menghentikan serangan terhadap umat Islam dan tempat ibadah mereka, dan memainkan perannya untuk mengendalikan tren meningkatnya Islamofobia di India.
"Sama-sama dikecam bahwa pengusiran yang ditargetkan dan brutal terhadap Muslim dari rumah-rumah mereka yang berusia puluhan tahun di Assam terus berlanjut," tambah pernyataan itu.
Pada Rabu lalu, Asosiasi Perlindungan Hak Sipil, sebuah kelompok hak-hak sipil, mengatakan bahwa setidaknya 16 masjid dirusak dan rumah serta toko milik Muslim dibakar selama sepekan terakhir di Tripura.
Dikatakan, bahwa setidaknya ada 27 insiden massa sayap kanan yang dikonfirmasi menyerang masjid, rumah, dan individu di wilayah Muslim.
"Ini termasuk 16 insiden di mana masjid dirusak dan bendera dari Hindu radikal, Vishwa Hindu Parishad (VHP), dikibarkan secara paksa di atasnya," kata M Huzaifa dari APCR.
Dia mengatakan, setidaknya tiga masjid yakni masjid Palbazar di distrik Unakoti, Masjid Dogra di distrik Gomati, dan Narola Tila di kota Vishalgarh, dibakar.
APCR mengatakan hampir semua serangan dilakukan berbagai kelompok sayap kanan, termasuk VHP, yang seolah-olah berkumpul untuk memprotes kekerasan anti-Hindu di Bangladesh.
Namun, polisi setempat mengatakan bahwa mereka melindungi semua masjid di wilayah tersebut dan situasi terkendali. Wakil inspektur jenderal polisi, Lalhminga Darlong, mengatakan bahwa pada Selasa (26/10), satu masjid dirusak dan tiga toko serta tiga rumah milik komunitas Muslim dibakar setelah prosesi oleh pekerja Vishwa Hindu Parishad (Dewan Hindu Dunia) dibawa keluar sebagai protes atas insiden baru-baru ini di Bangladesh.