REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengingatkan untuk tetap mewaspadai kenaikan kasus Covid-19. Masyarakat diminta tetap menjalani protokol kesehatan, meskipun positivity rate nasional 1,1 persen serta jumlah pasien Covid-19 terbilang sedikit.
"Perketat dan awasi karantina. Jangan lupa ada 105 kabupaten kota yang kasus positifnya naik," kata Zubairi dalam keterangannya, Ahad (31/10).
Hal senada diungkapkan, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito. Ia mengungkapkan, saat ini tren mobilitas sudah mengalami kenaikan, yaitu mencapai 22,14 persen di pusat belanja, 5,43 persen di taman, dan 2,68 peesen di tempat retail dan rekreasi.
Padahal, kondisi kasus Indonesia yang saat ini sedang berada di titik terendah dan telah menurun selama 15 minggu perlu dipertahankan agar tidak kembali meningkat pada saat periode libur Nataru. Wiku menekankan, terjadinya peningkatan mobilitas menjadi tantangan terbesar.
Untuk itu, upaya kolektif seluruh lapisan masyarakat merupakan kunci mempertahankan kondisi yang cukup baik ini. Sementara dari sisi pemerintah melakukan upaya percepatan peningkatan capaian vaksinasi utamanya dosis kedua. Meskipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah tertinggi orang yang telah divaksinasi minimal dosis pertama.
Hal lain yang terus diingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk wajib menerapkan disiplin protokol kesehatan terlebih ditengah aktivitas dan mobilitas yang semakin meningkat. Jika setiap orang bertanggung jawab untuk memakai masker, rajin mencuci tangan dan sebisa mungkin periode Nataru tidak menyebabkan ledakan kasus COVID-19.
Mobilitas meningkat akan aman COVID-19 apabila masyarakat selalu menghindari kerumunan dan menjaga jarak. Upaya preventif ini akan sukses apabila pengelola fasilitas publik memastikan adanya petugas yang tidak hanya melakukan skrining di pintu masuk melalui aplikasi PeduliLindungi, namun juga mengawasi penerapan protokol kesehatan di dalam fasilitas publik tersebut. Dan para pengunjung, diminta jangan ragu saling mengingatkan apabila ada yang tidak disiplin protokol kesehatan.
"Apabila terdapat aktivitas sosial ekonomi yang mulai berjalan atau diuji cobakan namun terbukti menyebabkan klaster atau kenaikan kasus, saya meminta pelaksana dan pemerintah daerah setempat untuk tegas menutup sementara dan mengevaluasi pembukaan aktivitas terkait," tegas Wiku.