REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung semakin menyadarkan masyarakat untuk membangun bangsa yang kuat. Hal ini menjadikan bangsa yang bisa bekerja sama dengan pihak lain.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan keragaman di Indonesia hendaklah dikelola secara baik. Hal ini agar masyarakat bisa saling melengkapi dan mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai serta menghindari adanya masyarakat yang merasa superior yang lainnya.
“Perbedaan ini harus mendapatkan ruang yang cukup untuk berekspresi dan memunculkan eksistensinya karena yang melalui ruang ini bisa dibangun kesadaran hidup bersama agar masing-masing yang berbeda beda ini tidak tumbuh egoisme yang kemudian menganggap dirinya paling superior dan merasa memiliki privilege, sementara yang lain tidak,” jarnya saat diskusi publik virtual memperingati hari Sumpah Pemuda 2021 bertajuk ‘Semangat Membangun Negeri dalam Harmoni Keberagaman Indonesia’ yang digelar oleh Universitas Indonesia bekerja sama dengan Harmoni Indonesia seperti dikutip Ahad (31/10).
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat Makanan (Badan POM), Penny K Lukito, menambahkan masa pandemi juga menguatkan kebutuhan akan kemandirian tentang kemandirian obat dan vaksin.
“Pandemi Covid-19 juga memberikan hikmah, menyadarkan kepada kita tentang pentingnya penguatan kesehatan nasional dan pentingnya secara individu tumbuh kesadaran pentingnya daya tahan tubuh kita,” ucapnya.
Menurutnya ada empat hal yang menguatkan kemandirian kebutuhan obat dan vaksin antara lain pertama kebijakan dan regulasi tentang sistem pelayanan kesehatan yang antisipatif merespon kebutuhan masyarakat.
Kedua ekosistem riset dan pengembangan obat yang inovatif dan terdepan. Ketiga, kemandirian dalam proses produksi dan distribusi kebutuhan dasar masyarakat.
Keempat, edukasi masyarakat yang menerus, berkelanjutan sehingga terbangun upaya promotif dan preventif masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkualitas.
“Mari kita terus memberikan pemikiran dan kontribusi yang baik bagi bangsa kita untuk menjadi pemenang yang mandiri terutama pengembangan riset, scientific dan bermanfaat bagi kualitas hidup manusia,” ucapnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN), M Arsjad Rasjid, menekankan pentingnya kepemimpinan yang memiliki nilai authenticity, spirituality, dan agility (ASA). Menurut Arsjad, seseorang harus autentik atau menjadi dirinya sendiri, bukan berpura-pura menjadi orang lain.
“Temukan tujuan hidup anda (discover your true north). Berikutnya, seseorang harus memiliki nilai-nilai spiritual di dalam dirinya yang menjadi guidance. Seseorang harus selalu adaptive, resilient dan innovative. Nilai-nilai ini yang jadi kunci bagi kesuksesan dalam menghadapi perubahan-perubahan termasuk situasi yang datang tanpa terkira seperti pandemi ini,” ucapnya.