Senin 01 Nov 2021 08:29 WIB

UAD Menjaga Prestasi Menjadi Tradisi

Pencapaian di Pimnas mengantarkan UAD masuk peringkat 23 PTN/PTS dan peringkat satu P

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sering disebut sebagai perguruan tinggi yang tidak biasa. Stigma ini sampai hari ini terus melekat di benak masyarakat termasuk dalam mengukir prestasi baik akademik maupun non akademik. Tradisi berprestasi terus mengalir walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"UAD yang mahasiswanya disebut Dahlan muda akan menjaga kepercayaan masyarakat untuk terus berprestasi. Karena Dahlan muda selain tangguh juga berprestasi menjadi tradisi," kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD, Gatot Sugiharto yang ditemui, Sabtu (30/10).

Menurutnya sejumlah prestasi membanggakan belakangan ini kembali ditorehkan para mahasiswa melalui raihan baik akademik maupun non-akademik. Gatot lalu menyebutkan untuk prestasi  akademik, mahasiswa UAD berjaya dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 34 di Sumatera Utara.

Sedangkan, sisi non-akademik, disumbang mahasiswa jurusan Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO), Arif Aditya Ahmad. Arif mampu mengukir prestasi dengan meraih medali perunggu untuk cabang olah raga (cabor) kurash eksebisi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 20 Papua belum lama ini.

Selain menganggap istimewa raihan medali perunggu pada PON, Gatot menyatakan prestasi untuk dua juara favorit dan satu medali perak telah mengantarkan UAD masuk peringkat 23 PTN/PTS, dan peringkat satu PTS di Pimnas. "Ini merupakan kerja tim dan kebanggaan yang dirasakan semua mahasiswa/i menjadi kebanggaan seluruh civitas akademika UAD," katanya.

Ia memahami, raihan emas saat ini belum dapat digapai karena harus berhadapan dengan PTN-PTN besar di Indonesia, namun demikian ia bersyukur karena ada tiga tim yang mampu membawa pulang prestasi membanggakan. Ia berharap pada tahun mendatang medali emas dalam Pimnas mampu direbut Dahlan muda.

Kombinasi pembinaaan

Selama pandemi covid berlangsung, Gatot mengungkapkan, UAD tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kesehatan civitas akademika sebagai fokus utama. Agar pembelajaran tetap berjalan, pihak universitas terus meramu konsep-konsep baru agar pembinaan dapat terus berjalan.

Salah satu konsep yang diterapkan adalah mengkombinasikan pembinaan secara daring dan secara luring terbatas dengan penerapan protokol kesehatan sangat ketat. Konsep itu turut diterapkan untuk pembinaan bakat minat dan kegemaran. Ia meyakini, mengadopsi tatanan baru dan mengadaptasi situasi terbaru mutlak dibutuhkan agar ketika kondisi new normal muncul UAD sudah siap melaksanakan.

Ia menambahkan para mahasiswa memiliki semangat tinggi untuk memberikan kontribusi bagi negeri melalui karya ilmiah yang dihasilkan dalam dua tahun terakhir mengenai  penanganan Covid-19. Saat ini lanjut Gatot, pihaknya sedang  memfasilitasi karya-karya yang berpotensi dilakukan hilirisasi. Terutama, karya-karya yang memang bisa terus dikembangkan jadi produk yang tidak cuma bernilai jual tapi bernilai manfaat bagi masyarakat.

UAD, lanjut Gatot, akan mendukung proses mahasiswa dalam berkarya, sehingga inovasi dan kreativitas dari mereka tidak sebatas lomba. Apalagi, lewat LPPM, UAD mengusahakan setiap penelitian dan pengabdian harus ada luaran nyatanya.

Dorongan yang sama besarnya turut diberikan kepada mahasiswa UAD yang mampu mengukir prestasi-prestasi non-akademik. Setidaknya, kata Gatot, penghargaan kepada mereka harus dipikirkan walaupun mereka mewakili daerah masing-masing.

Tujuannya, tidak lain agar mereka bisa terus berkembang karena minat, bakat dan kegemaran ada di luar kegiatan akademik. Salah satunya dengan memberikan suatu kelonggaran dari berbagai skema beasiswa kepada mereka yang mampu berprestasi.

Apalagi, ia mengingatkan, di UAD sudah ada sistem manajemen pemeringkatan bidang kemahasiswaan yang dilakukan Pusat Prestasi Nasional. Jadi, ukuran prestasi bisa diukur dalam konteks umum dari kegiatan-kegiatan dan kompetisi-kompetisi lainnya.

Semua dikompilasi dalam Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan (Simkatmawa) yang diumumkan Kementerian Dikbud Ristek. Untuk meningkatkan itu, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD mulai mengatur manajemen yang diarahkan kepada sistem pemeringkatan.

Saat ini, UAD terus mewujudkan satu demi satu dari delapan elemen pembelajaran yang ada di Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ditambah bela negara. Gatot menegaskan, semua unsur yang ada di pedoman pemeringkatan akan dilakukan UAD.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement