Senin 01 Nov 2021 11:08 WIB

Petani di Turki Merugi Akibat Kekeringan Panjang

Turki mengalami kekeringan panjang yang membuat para petani terlambat menanam

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi kekeringan. Turki mengalami kekeringan panjang yang membuat para petani terlambat menanam.
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi kekeringan. Turki mengalami kekeringan panjang yang membuat para petani terlambat menanam.

REPUBLIKA.CO.ID, DIARBAKIR -- Turki mengalami kekeringan panjang yang membuat para petani terlambat dalam menanam. Kondisi ini diperburuk dengan kondisi kekurangan air yang berasal dan berdampak pada pertanian.

Hujan turun di ladang Bicar Icli di Turki tenggara untuk pertama kalinya dalam delapan bulan. Namun dia dan petani lain sudah menghitung biaya kekeringan yang diduga sebagai penyebab perubahan iklim.

Baca Juga

Icli belum bisa menanam gandum musim dinginnya karena tanah yang kering. Kecuali jika ada lebih banyak hujan dalam beberapa pekan mendatang, dia khawatir itu akan terlambat. "Ada masalah serius di sini menurut saya, risikonya jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Icli yang sudah lima tahun menggarap ladangnya di Provinsi Diyarbakir.

Dalam upaya untuk membatasi kerugian finansial, Suleyman Iskenderoglu mengatakan dia dan petani lain berusaha melakukan penghematan dengan melewatkan pupuk. "Bagaimana kita berproduksi dalam kondisi ini?" katanya sambil melihat ke ladangnya yang terbakar matahari.

Para pemerhati lingkungan mengatakan perubahan iklim dan metode pertanian yang agresif telah memicu risiko kekurangan air yang muncul pada akhir 2020. Data resmi pemerintah menunjukkan ketinggian air di bendungan telah turun ke rekor terendah karena kurangnya curah hujan.

Ketua departemen pertanian Diyarbakir, Abdulsamet Ucaman, mengatakan para petani telah melihat produksi mereka turun 60-70 persen tahun ini dari 2020. "Ini telah melampaui tingkat kekhawatiran, itu berubah menjadi bencana," katanya.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pekan lalu data menunjukkan pasokan air yang dapat digunakan negara itu akan terus menyusut. "Turki bukan negara yang kaya air. Data ini menunjukkan bahwa potensi air kita, yang kita sudah tidak kaya, akan turun lebih banyak di tahun-tahun mendatang," ujarnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement