Senin 01 Nov 2021 11:38 WIB

Habib Abu Bakar Assegaf Tanggapi Pernyataan Buya Syakur

Buya Syakur di acara Mabes Polri sebut, Islam agama belum pernah sempurna.

KH Buya Syakur Yasin saat mengisi ceramah moderasi agama di Mabes Polri, beberapa waktu lalu.
Foto: Tangkapan layar
KH Buya Syakur Yasin saat mengisi ceramah moderasi agama di Mabes Polri, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Pasuruan, Jawa Timur, Habib Abubakar Assegaf mengomentari pernyataan KH Abdul Buya Syakur di acara moderasi agama di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta Selatan, yang viral di media sosial (medsos). Salah satu pernyataan Buya Syakur adalah Islam bukan agama sempurna.

Habib Abubakar pun menyentil pernyataan tersebut. "Buya Syakur ini sesepuhnya liberal, memang biasa bicara agama dengan main akal-akalan dan lihai bermain retorika. Hati2 jangan terkecoh, beliau cuma dijadikan pion dari program moderasi agama yang merupakan kelanjutan dari Islam Nusantara," katanya lewat akun Twitter, @abubakarsegaf dikutip Republika di Jakarta, Senin (1/11).

Dalam penelusuran Republika, acara 'Moderasi Beragama Merajut Nasionalisme dan Toleransi Beragama' di Mabes Polri, Jakarta disiarkan langsung lewat akun channel Youtube KH Buya Syakur Yasin MA pada 1 Juni 2021. Buya Syakur adalah pengapus Pondok Pesantren Cadangpinggan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Menurut Buya Syakur, Nabi Muhammad SAW menjamin siapa yang mendukung persatuan akan masuk surga. Sekarang, ada anggapan orang yang mengucapkan kalimat tasbih, yaitu lailahaillallah masuk surga, kata Buya Syakur, menjadi tidak masuk akal.

"Masak masuk surga dengan ucapan? Memangnya film Barbie. Memangnya film Aladin? Jadi yang dijamin masuk surga adalah yang mendukung Nabi dalam rangka mendukung persatuan," ucapnya.

Buya Syakur juga menyinggung soal era kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang bisa menyatukan umat Islam selama 23 tahun. Nabi Muhammad, kata dia, sudah menunaikan tugas dengan sempurna.

Baca juga : Pemilik PS Store Beli Blangkon Gus Miftah Rp 200 Juta

"Ayat ini isinya menyatakan Nabi Muhamamd telah menyelesaikan tugasnya sebagai Rasul sebagai sempurna, tetapi pemahamannya bergser lagi, yaitu beranggapan Islam adalah agama sempurna. Mana mungkin di dunia ada kesempurnaan," ujar Buya Syakur.

"Kalau itu perbudakan masih boleh? Beli perempuan masih boleh? Jual beli manusia boleh? Di Alquran tidak dilarang, jadi artinya bahwa Islam belum pernah sempurna dan Nabi Mengatakan tidak ada pernah sempurna, dan akan dilanjutkan generasi kita setelah itu, siapa yang meneruskan ya al ulama," kata Buya Maskur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement