REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Curah hujan tinggi di Kabupaten Garut membuat Sungai Cipalebuh di Kecamatan Pameungpeuk meluap ke permukiman warga pada pekan lalu. Setidaknya, puluhan rumah terdampak akibat banjir itu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana mengatakan, meluapnya Sungai Cipalebuh diduga diakibatkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi pada hari Rabu, 27 Oktober 2021. Namun, selain curah hujan yang tinggi, luapan sungai juga diakibatkan adanya gunung gundul, khususnya Gunung Kasur.
"Meluapnya Sungai Cipalebuh ini mengakibatkan runtuhnya tembok penahan tebing (TPT), tergusurnya sebuah bangunan yang berada dipinggir sungai, dan 21 rumah terendam setinggi 70 sentimeter (cm) selama 2 jam, sehingga menyebabkan beberapa sebagian perabotan rumah tangga mengalami kerusakan," kata dia, Senin (1/11).
Ia menerangkan, ada beberapa upaya yang harus dilakukan diantaranya reboisasi di wilayah sungai. Upaya yang mesti dilakukan adalah normalisasi sungai dengan cara melakukan pengerukan sedimen sungai dan mempertinggi TPT Sungai Cipalebuh sepanjang 250 meter yang ada di wilayah Leuwisemar.
Ihwal warga terdampak banjir, Nurdin mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut telah menyerahkan bantuan, khususnya bagi warga Kampung Leuwisimar dan Leuwiapu, Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk. Bantuan yang diberikan berupa beras, selimut, perlengkapan mandi, mie instan, dan air mineral.
Sebelumnya, puluhan rumah di Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, terendam banjir akibat luapan Sungai Cipalebuh pada Rabu (27/10). Satu rumah warga yang berada di tepi sungai itu juga ikut terbawa air.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi mengatakan, luapan Sungai Cipalebuh itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang turun pada Rabu sore. Luapan air dari Sungai Cipalebuh naik ke permukiman warga mencapai 50 sentimeter.
"Ada 26 rumah terdampak dan lima rumah dievakuasi. Selain itu, satu rumah hanyut terbawa air," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (28/10).