REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China akan memperkuat upaya untuk mengurangi jumlah biji-bijian yang hilang saat panen dan makanan yang terbuang di dapur di seluruh negeri. Komitmen itu sebagai bagian dari rencana aksi luas untuk lebih meningkatkan ketahanan pangan.
China meluncurkan kampanye besar melawan pemborosan makanan tahun lalu. Upaya ini dipelopori oleh Presiden Xi Jinping di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan pangan selama pandemi Covid-19.
Menurut pemerintah China, upaya sejauh ini telah mencapai hasil nyata. Namun, lebih banyak yang dapat dilakukan untuk membangun sistem ketahanan pangan nasional yang berkualitas tinggi, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan.
Desakan terbaru menyerukan standar benih yang lebih tinggi untuk mempromosikan varietas tanaman multi-tahanan, teknologi baru untuk penanaman gandum yang presisi, dan pemanen yang cerdas serta efisien. Pemerintah juga mengatakan Beijing akan mulai menawarkan subsidi untuk peralatan pengeringan biji-bijian untuk mengurangi kerugian pascapanen.
Sektor transportasi dan pengolahan juga telah dimasukkan dalam rencana. Sementara sektor pakan ternak didorong untuk menggunakan lebih banyak pengganti jagung dan kedelai dan mengurangi kadar protein, sejalan dengan inisiatif yang dirilis tahun ini.
Pemerintah China pun menyarankan sektor katering serta sekolah dan departemen pemerintah harus terus mengelola porsi makanan dan menghindari perilaku boros. Upaya publisitas pun akan diperdalam untuk membentuk opini publik tentang topik tersebut dan memperbaiki datanya tentang masalah itu, termasuk menyiapkan sistem indeks evaluasi limbah.