REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Pakar dan ilmuwan kesehatan tengah mencermati perkembangan Covid-19 varian Delta subvarian AY.4.2 yang telah terdeteksi di puluhan negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut peningkatan kasus AY.4.2 mulai diamati sejak Juli lalu.
"Studi epidemiologis dan laboratorium sedang berlangsung," kata WHO menanggapi perkembangan subvarian AY.4.2 dilaporkan laman Aljazirah, Ahad (31/10).
Disebutkan bahwa 93 persen dari kasus AY.4.2 terdeteksi di Inggris. Subvarian itu secara bertahap berkontribusi pada proporsi kasus yang lebih besar di sana. AY.4.2 menyumbang sekitar 5,9 persen kasus dari keseluruhan kasus Delta di Inggris.
The UK's Health Security Agency (UKHSA) telah melabeli AY.4.2 sebagai "variant under investigation". Meski telah tersebar, mereka belum menyatakan subvarian tersebut sebagai "variant of concern".
Mengenal Subvarian AY.4.2
AY.4.2 adalah evolusi dari varian Delta yang sangat menular. Para ilmuwan telah menemukan tiga mutasi, termasuk dua pada spike protein, bagian dari virus yang mengikat dan menyerang sel-sel tubuh.
AY.4.2 atau kerap dilabeli Delta Plus telah ditemukan di setidaknya 42 negara. Amerika Serikat (AS), India, Israel, dan Rusia adalah beberapa negara yang turut mendeteksi subvarian tersebut.