Sleman Kembangkan Sistem Terpadu Salurkan Ziswaf
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sleman Kembangkan Sistem Terpadu Salurkan Ziswaf (ilustrasi). | Foto: Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pemkab Sleman terus melakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Saat ini, menggandeng Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) di DIY mengembangkan sistem terpadu penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf).
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengatakan, kemiskinan merupakan salah satu permasalahan di seluruh daerah, yang juga tidak luput dari perhatian Pemkab Sleman. Persoalan itu merupakan tantangan pemda untuk lakukan penanggulangan kemiskinan.
Danang menilai, adanya pengembangan sistem terpadu dalam penyaluran ziswaf ini merupakan salah satu usaha yang relevan dilakukan. Itu perlu mendukung upaya-upaya pemerintah daerah menyelesaikan permasalahan kesejahteraan masyarakat.
"Sejak 2017 tingkat kemiskinan di Sleman terus menurun," kata Danang, Senin (1/11).
Tapi, dengan adanya pandemi covid, semua mengalami dampak dan tingkat kemiskinan kembali meningkat. Maka itu, pengembangan sistem terpadu ini menjadi ketertarikan dalam melakukan koordinasi bersama BI dan LAZ di DIY untuk realisasi di Sleman.
Danang menjelaskan, dalam menanggulangi kemiskinan data menjadi salah satu tolak ukur yang sangat penting. Data kemiskinan jadi tolak ukur setiap kebijakan yang diambil dan Validasi data jadi salah satu yang penting menanggulangi kemiskinan.
"Melalui data yang valid, pemerintah daerah dapat menentukan skala prioritas dan kriteria dalam penanggulangan kemiskinan," ujar Danang dalam High Level Meeting (HLM) and User Acceptance Test (UAT) yang digelar di Hyatt Regency Yogyakarta.
Kepala Tim Implementasi Kekda BI DIY, Andi Adityaning Palupi menuturkan, sistem dikembangkan lewat kerja sama BI DIY, Pemkab Sleman dan LAZ-LAZ di DIY. Membuat data sebagai tolak ukur implementasi sistem penyaluran ziswaf, jogjaberbagi.id.
Ini merupakan sistem penyaluran ziswaf yang terintegrasi dengan data kemiskinan yang dimiliki pemerintah daerah. Pilot project pertama memang ada di Kabupaten Sleman, yang mana Sleman telah memiliki basis data masyarakat miskin yang bagus.
Andi menerangkan, dalam sistem tersebut akan dihadirkan dashboard kegiatan. Kemudian, akan diisi integrasi data-data LAZ dan pemerintah daerah, rapor penerima bantuan, pemetaan penerima-penerima bantuan dan laporan kegiatan yang ada.
"Dengan fitur tersebut penyaluran bantuan dapat dilakukan secara merata, akuntabel dan transparan," kata Andi.