Senin 01 Nov 2021 22:58 WIB

Thailand Mulai Terima Pengunjung tanpa Karantina

Pemerintah Thailand telah memberikan lampu hijau kepada wisatawan yang divaksinasi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pelancong internasional menunggu protokol pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan dokumen oleh pekerja hotel dengan pakaian pelindung selama hari pertama pembukaan kembali negara itu untuk pengunjung asing di Bandara Internasional Suvarnabhumi di Samut Prakan, Thailand, 01 November 2021.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Pelancong internasional menunggu protokol pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan dokumen oleh pekerja hotel dengan pakaian pelindung selama hari pertama pembukaan kembali negara itu untuk pengunjung asing di Bandara Internasional Suvarnabhumi di Samut Prakan, Thailand, 01 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Ratusan turis asing yang divaksinasi tiba di Bangkok pada Senin (1/11). Mereka menjadi gelombang pertama pengunjung ke Thailand dalam 18 bulan yang tidak perlu menjalani karantina karena virus Corona.

Berusaha untuk menghidupkan kembali ekonomi pariwisata yang dilanda pandemi, Pemerintah Thailand telah memberikan lampu hijau kepada wisatawan yang divaksinasi dari lebih dari 60 negara. Beberapa negara Eropa juga masuk dalam daftar karena para pejabat berharap untuk memanfaatkan pelancong dari belahan bumi utara yang melarikan diri dari musim dingin.

Baca Juga

Dengan program nasional baru, kedatangan turis harus menghabiskan malam pertama di hotel yang telah disetujui dan menerima tes Covid-19 negatif sebelum dapat melakukan perjalanan dengan bebas ke seluruh negeri.

Maskapai-maskapai penerbangan telah bergegas mempersiapkan negara itu untuk gelombang pengunjung yang diharapkan, membawa jet kembali dari hibernasi.

Namun, pengembalian wisatawan diyakini akan relatif lambat. Kementerian keuangan memperkirakan hanya 180 ribu kedatangan asing tahun ini dan 7 juta tahun depan, dibandingkan dengan sekitar 40 juta pada 2019.

Thailand selama 18 bulan terakhir telah memberlakukan aturan masuk pandemi yang ketat. Upaya ini telah dikritik dalam industri perjalanan karena terlalu membatasi dan memberatkan.

Sebelum pandemi, pariwisata menyumbang sekitar 12 persen dari PDB Thailand dan ibu kotanya adalah kota yang paling banyak dikunjungi di dunia. Krisis tersebut telah merugikan Thailand sekitar tiga juta pekerjaan yang bergantung pada pariwisata dan pendapatan sekitar 50 miliar dolar AS per tahun.

Pada Juli, pejabat Thailand menguji dengan pembukaan kembali pulau resor Phuket. Langkah ini memungkinkan wisatawan yang divaksinasi penuh untuk melewati karantina dua minggu asalkan mereka tinggal di pulau itu.

Tapi, Phuket kurang populer daripada yang diharapkan para pejabat. Kedatangan ke pulau itu pada Juli hanya 1 persen dari tingkat pra-pandemi. Mayoritas 1,9 juta infeksi di Thailand dan lebih dari 19 ribu kematian terkait virus corona telah dicatat sejak April. Sekitar 42 persen dari 72 juta penduduk telah divaksinasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement