REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk mencatatkan kinerja positif selama sembilan bulan tahun 2021. Perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 6,3 triliun atau tumbuh 10,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan penjualan ini turut mendongkrak perolehan laba bersih perseroan sebesar 87,6 persen menjadi Rp 370 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, laba per lembar saham pun tumbuh sebesar 48,9 persen.
Direktur Garudafood, Paulus Tedjosutikno, menjelaskan, berdasarkan segmennya, penjualan Garudafood masih didominasi dari makanan dengan kontribusi sebesar 87 persen atau mencapai Rp 5,5 triliun. Sisanya 13 persen merupakan segmen minuman atau sebesar Rp 846,1 miliar.
"Dari sisi makanan tumbuh 11,1 persen sedangkan segmen minuman tumbuh 10,2 persen. Khusus segmen minuman tahun lalu sangat terdampak dengan pandemi, tapi tahun ini sudah mulai kembali pulih," kata Paulus dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (1/11).
Secara geografis, penjualan domestik masih mendominasi yaitu sebesar 95,6 persen atau mencapai Rp 6,08 triliun dan tumbuh 11,5 persen. Sementara penjualan luar negeri atau ekspor tahun ini mengalami penurunan.
Menurut Paulus, menurunnya penjualan ekspor disebabkan perkembangan pandemi yang berbeda-beda di setiap negara. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor perseroan seperti ASEAN dan India juga mengalami gejolak naik turun dari dampak pandemi.
"Sehingga tidak semua kegiatan ekspor pun bisa berjalan lancar. Selain itu, pasar dari masing-masing negara itu juga mempunyai dinamikanya sendiri-sendiri," terang Paulus.
Di samping itu kontribusi penjualan entitas anak usaha Garudafood yaitu PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) yang diakuisisi pada Oktober 2020 lalu juga turut mengerek penjualan yang positif ini. Pada kuartal III 2021 penjualan KEJU tumbuh 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perseroan menyadari, pasar ritel belum pulih seutuhnya dan aktivitas masyarakat belum sepenuhnya normal. Namun perseroan tetap optimistis untuk terus bisa konsisten mempertahankan kinerja positif ini di tahun depan.
"Kami menyadari, kenaikan harga komoditas ikut berdampak pada harga pokok penjualan (COGS) kami. Namun sejauh ini kami berusaha untuk menangani hal ini agar tidak dirasakan langsung oleh konsumen," tutur Paulus.
Di penghujung 2021 ini, Garudafood tetap optimistis dapat terus tumbuh dan mempertahankan kinerjanya dengan fokus pada pendistribusian dan pemerataan produk serta konsisten menjaga kualitas produk-produk Garudafood. Selain itu, Garudafood juga terus membuka dan menangkap peluang open collaboration dengan berbagai stakeholders untuk menunjang strategi pertumbuhan bisnis.